Eramuslim – Imam Jalaluddin
as-Suyuthi (849-911 H) didalam karyanya berjudul “An Nahjah as-Sawiyyah fi
al-Asma’ an-Nabawiyyah” mengungkapkan nama-nama lain dari Rasulullah, seperti
Al-Abyadh yang berarti sosok yang berkulit putih, ataupun Al-Aghar (sosok paling
tepat)
Kata ini muncul dari syair Hasan
bin Tsabit. “(Figur) tepat atas penutup kenabian, dari Allah dari cahaya yang
memancar dan bersaksi.” Ada pula nama Al-Ashdaq, disematkan ke Rasulullah
berdasarkan Ibrahim bin Muhammad. Ibrahim menyebut Rasulullah adalah sosok
dengan gaya bahasa dan dialek yang lurus (al-Ashdaq).
Ada pula penamaan yang merujuk
pada kitab tafsir, di antaranya ialah nama Al-Ahsan. Nama itu disebutkan oleh
Abu Hafsh an-Nasafi di kitab tafsirnya saat menguraikan makna dari ayat, “Siapakah
yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal saleh, dan berkata, ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri?'” (QS Fushshilat [41] : 33).
Abu
Hafsh an-Nasafi menjelaskan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah Rasulullah ﷺ,
figur pilihan yang paling dicintai Allah di muka bumi, serta sosok yang
mengajak segenap umat menuju jalan-Nya.
Masih
banyak lagi nama-nama Rasulullah yang kurang akrab di telinga sebagian umat,
seperti Al-Ajwad (paling dermawan), Asyja’unnas (paling pemberani), Abu
Al-Qasim, Imam, Al-Iklil, al-Bayan (penjelas), At-Tali (datang belakangan),
At-Tadzkirah (pengingat), Tsanits Nain, Habiburrahman, Habibullah, Murtadha,
Murtaji, An-Nashib, An-Na syir, Yasin, Al-Yatsribi, dan lainnya.
No comments:
Post a Comment