Sunday, May 27, 2018

Opini: Calon Aggota Dewan dan Harapan Masyarakat

Oleh: Jumli Jamaluddin, SH, Kepala Perwakilan Ombudsman RI Bangka Belitung
Menjadi anggota dewan (calon dewan/ legislatif) menjadi harapan dan kebanggaan bagi sebagian masyarakat di tanah air ini, dan menjadi harapan masyarakat bagi calon dewan yang terpilih nantinya agar dapat memperjuangkan aspirasi masyarakat yang memilihnya. Selain tugas mulia yang diemban juga memiliki status sosial yang menjadi perhatian dimasyarakat. 
 Masyarakat berharap agar semua calon dewan untuk bisa menjaga situasi agar tetap kondusif dalam pesta demokrasi 5 tahun sekali ini. Selain itu, para calon dewan harus tetap mengedepankan kejujuran dan memiliki sikap yang profesional, yang selalu memikirkan kepentingan masyarakat. Pendekatan kepada masyarakat merupakan cara efektif untuk meraih simpati masyarakat karena akan terjalin komunikasi yang efektif antara Calon Anggota Dewan dengan masyarakat. 
Besar harapan masyarakat para caleg memiliki integritas yang tinggi. Dengan demikian, menjadi wakil rakyat adalah yang mampu memperjuangkan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadi. Melihat perkembangan banyaknya caleg merupakan suatu berkah untuk membangun daerah lebih maju ke depan. Sosialisasi caleg ke masyarakat harus terbuka dan meluas, hal ini penting agar masyarakat tahu  kualitas seorang caleg. 
Para calon legeslatif harus mengetahui apa sesungguhnya harapan masyarakat terhadap calon legislatif. Terlepas dari posisi para caleg dari berbagai baju seragam, dimata masyarakat sesungguhnya yang paling penting adalah tidak lagi menjadikan masyarakat sebagai subjek yang bersalah ketika salah memilih orang dalam pemilu nanti. Seharusnya jauh sebelum mereka menjadi calon Legeslatif yang sudah pasti menjadi salah satu  pilihan masyarakat nantinya, tentunya sudah paham betul apa yang menjadi harapan dan keinginan masyarakat saat ini. 
Anggota dewan harus mampu memiliki jiwa merakyat dan bersikap rendah hati. Anggota Dewan yang memang ada untuk masyarakat dan menjadi pelayan masyarakatlah yang sekiranya pantas menjadi anggota dewam impian dan harapan rakyat. 
Calon legislatif, harus memiliki niat yang ikhlas. Hati yang ikhlas di sini maksudnya adalah hati dari calon legislatif itu benar-benar untuk melayani masyarakat. Bukan mereka yang Cuma ingin bekerja dan memperoleh manfaat ekonomi atau nama baik melaluinya. 
Tidak dapat dipungkiri, jujur memang hal yang mutlak harus ada agar seseorang bisa dipercaya, yaitu selaras antar ucapan dan tindakannya. Calon legislatif haruslah bertanggung jawab dan sangat memahami tugasnya, yaitu di sini sebagai pelayan masyarakatt. Hendaknya juga memahami bahwa tanggung jawab tentang kehidupan masyarakat yang lebih baik juga merupakan salah satu tugas yang harus di capai olehnya melalui kedudukan dan kekuasaan yang dia emban nantinya. Cerdas serta memang memiliki kemampuan untuk menjadi anggota dewan-pun haruslah kita pertimbangkan.
Anggota Dewan harus mampu memahami Pancasila, UUD 45 dan Undang-Undang serta Mampu menjalankan fungsi pengawasan pelayanan publik. Untuk menjadi anggota dewan (DPRD) tidaklah cukup hanya dengan paham dalam hal lobi-lobi politik demi mensejahterakan masyarakat.
Oleh karena itu untuk menajadi anggota dewan harus mampu memahami dan mendalami arti yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD). Para calon anggota legislatif (Caleg) harus mampu memahami Pancasila, langkah-langkah dan cara tugas anggota dewan serta menjaga etika norma-norma. Bilamana hal tersebut sudah dijalankan maka akan dapat membuat masyarakat yakin akan simpati terhadap apa yang telah dilakukan, oleh karenanya setelah duduk menjadi anggota dewan juga harus mampu menerapkannya dengan baik, dan lebih mengutamakan kepentingan masyarakat banyak daripada kepentingan pribadi. 
Kita tahu, Dewan di daerah yang disebut DPRD salah satu fungsi pokok adalah melakukan pengawasan. DPRD mempunyai tugas dan kewenangan yang sangat besar dalam melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan di daerah, termasuk terhadap pelayanan publik. 
 Di daerah, DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah mempunyai peran penting dalam tata kelola pemerintahan di daerah. Para anggota Dewan di daerah harus berperan besar dalam mengupayakan demokrasi dan mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan efisien di daerah. Salah satu fungsi Dewan di daerah adalah fungsi pengawasan. Fungsi pengawasan DPRD relatif masih kurang berkembang, terutama pengawasan terhadap pelayanan publik. 
Peningkatan fungsi pengawasan DPRD tentu saja akan berdampak positif pada peningkatan kualitas pelayanan publik di daerah, baik dari aspek penyelenggaraan maupun produk layanan. Selain fungsi pengawasan tersebut, calon dewan (DPRD) harus benar-benar memahami dan mengerti mengenai fungsi dan tugasnya, agar masyarakat tidak memegang harapan pada permasalah-permasalahn yang bukan merupakan tanggungjawab anggota dewan (DPRD). Selain itu masyarakat juga perlu tahu tentang tanggungjawab dan tugas apa yang akan diemban oleh seseorang yang akan duduk di lembaga DPRD nanti.
Calon dewan (DPRD) harus mampu memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat. Pengawasan DPRD terhadap pelayanan publik adalah merupakan pengawasan eksternal, yang fungsinya untuk memastikan bahwa pelayanan publik di daerah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan manfaatnya sampai ke masyarakat. Fungsi pengawasan akan meningkatkan kualitas fungsi legislasi, fungsi penganggaran, maupun fungsi representasi. Usulan perubahan peraturan maupun pembuatan peraturan baru di daerah akan jauh lebih baik apabila didasarkan pada hasil indentifikasi terhadap kondisi riil penyelenggaraan pelayanan publik. Pembahasan Rancangan APBD yang diajukan oleh pihak eksekutif juga akan memiliki dasar yang kuat apabila didasarkan pada hasil pengawasan oleh DPRD terhadap pelaksanaan pelayanan publik di tahun-tahun sebelumnya. 
Harapan masyarakat, siapapun yang terpilih menjadi anggota dewan nantinya, seragam apapun yang dipakai, dan dari mana pun asalnya, maka harus mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagai dewan (DPRD) dengan baik, harus adil, amanah, harus berani jujur, bermoral, berkualitas, mampu membela kepentingan masyarakat, memperjuangkan hak-hak masyarakat, lebih memperhatikan kepentingan masyarakat, dan dapat melakukan peningkatan fungsi pengawasan DPRD yang akan berdampak positif pada peningkatan kualitas pelayanan publik di daerah, baik dari aspek penyelenggaraan maupun produk layanan, agar masyarakatdapat menikmati pelayanan publik yang optimal dan prima.  Semoga harapan menjadi anggota dewan dan harapan masyarakat tersebut terkabulkan. (*)http://suangi23.blodspot.com

Thursday, November 16, 2017

Mari Menjadi Pemilih Yang Cerdas

Suwangi Online - Tak terasa 27  Hari lagi tepatnya tanggal 13 Desember 2017, masyarakat Desa Suwangi akan melaksanakan pesta demokrasi. Masyarakat banyak yang apatis, malas untuk memilih, sikap apatis itu terjadi karena pengalaman yang dirasakan publik selama ini bahwa siapapun yang terpilih dalam pilkades tidak akan membawa perubahan berarti untuk kehidupa mereka. Alasan lain, calon kepala Desa itu tidak sesuai dengan kriteria" ujar salah seorang masyarakat Desa Suwangi.Calon kepala desa menyampaikan janji, tetapi setelah terpilih lupa dan bahkan justru mengeluarkan kebijakan yang merugikan masyarakat. Ini membuat masyarakat apatis Mulai saat ini, masyarakat harus mulai cerdas...!!!

Mari Memilih Dengan Cerdas


         Jika masyarakat ingin perubahan, mulai saat ini kita harus melakukan perubahan dari diri sendiri, keluarga dan sekitar tempat tinggal untuk melakukan yang terbaik pada Pilkades 2017 nanti. Ada beberapa hal penting yang harus dilihat masyarakat (pemilih) pada saat memilih nanti. Hal penting tersebut sebagai tolak ukur pantas atau tidaknya si calon dipilih.
         Pertama, kenali latar belakangnya. Untuk mengetahui latar-belakangnya ini, kita bisa melihat dari riwayat hidup masing - masing calon, tempat bekerjanya, Pengalamannya , hubungannya dengan masyarakat serta kabar tentangnya saat ini dan masa lampau. Dari mana mendapatkan informasi tersebut ?, tentunya cari sumber yang bisa dipercaya seperti tetangga atau guru, toga,toma, jangan percaya sumber yang asal-asalan atau tim suksesnya.
         Kedua, pahami karakternya. Sebelum kita memilih kita wajib mengetahui bagaimana watak dari si calon yang akan kita dukung untuk menang pada Pilkades 2017. Sebagai contoh, ada beberapa argument dari masyarakat mengatakan;  “nanti kalau sudah duduk pasti korupsi dan sombong”. Hal tersebut berkaitan erat dengan karakter si calon. Sombong itu karakter diri, tidak perlu kaya, miskinpun kalau memang karakternya sombong, dia akan sombong. Sama seperti korupsi, kalau memang dari awalnya sudah memberi uang duluan untuk dipilih, pasti ujung-ujungnya korupsi, karena dia harus mengembalikan uang yang dikeluarkannya. Tinggal bagaimana kita membangun rasa percaya kepada calon, sekaligus memahami karakternya pada saat kampanye. Karakter itu dapat dilihat pada saat calon tersebut berkomunikasi dengan masyarakat, pasti kelihatan mana calon yang obral janji dan mana yang jujur.
            Ketiga, lihatlah visi dan misinya. Sebagai pemilih kita harus mengetahui apa yang akan diperbuat oleh calon tersebut, ketika ia duduk untuk mewakili rakyatnya. Biasanya calon yang cerdas akan membuat visi dan misinya dengan melihat problema yang ada di tengah-tengah masyarakat. Poin pendukungnya adalah, pastikan calon tersebut adalah putra daerah dan pastikan kita memiliki ikatan yang baik dengan calon tersebut. Pada poin ini kita bukan diajak untuk bernepotisme. Secara logika, Kepala Desa merupakan orang-orang yang akan mewakili rakyat untuk melakukan pengawasan dan ikut merumuskan kebijakan pro rakyat.Kepala Desa akan menyuarakan hal-hal yang harus diperhatikan di desa pimpinannya. Putra daerah pastinya akan lebih mengerti persoalan yang ada di daerahnya ketimbang orang lain yang bukan putra daerah. Bila ketiga poin dijalankan secara bersamaan, sudah pasti daerah akan dibangun dengan program yang sudah dirancangnya.
           Sudah saatnya kita cerdas,  13 desember 2017 nanti seluruh masyarakat Desa Suwangi yang sudah berusia 18 tahun punya hak untuk memilih. Saya memilih…anda memilih…kita semua memilih.

Tuesday, November 14, 2017

8 FAKTA ILMIAH MENAKJUBKAN DALAM SHALAT


Barangkali sebagian dari umat Islam ada yang menganggap shalat hanya sebatas kewajiban dan ibadah ritual kepada Allah subhanahu wata’ala. Sehingga banyak sekali dari Muslimin ketika imannya sedang turun yang menggap hal itu membosankan sampai-sampai meninggalkan shalat dengan urusan duniawi semata.
Namun, di balik itu semua kita pasti akan terkejut saat mengetahui fakta ilmiah yang sarat manfaat di balik gerakan dan bacaan itu. Pada kesempatan ini, mari kita renungkan manfaat yang Allah berikan kepada kita melalui syari’at shalat lengkap dengan bersuci, sebagaimana Arrahmah kutip dari BIP, Jum’at (3/7/2015).

1. Sholat mampu menyebuhkan rematik

Para ilmuwan dan juga para dokter mengungkapkan, salah satu cara untuk menyembuhkan rematik (khususnya pada tulang punggung) yang disebabkan ketidakseimbangan otot adalah dengan berolahraga.
Berdasarkan saran para dokter Muslim, maka tidak ada solusi terbaik untuk menghindari rematik sejak dini, kecuali dengan melaksanakan shalat 5 waktu secara konsisten. Menurut mereka, gerakan shalat adalah jenis gerakan terbaik yang mampu mengembalikan fungsi otot dengan baik.
Gerakan yang dimaksud adalah gerakan rukuk, berdiri tegak dan sujud. Tentu saja gerakan itu adalah gerakan yang thu’maninah (tidak tergesa-gesa) dan sebaiknya lebih lama. Gerakan yang dilakukan secara berulang tersebut merupakan terapi terbaik dan penyembuhan terhebat bagi siapapun yang menderita penyakit tulang dalam waktu yang cepat.

2. Manfaat shalat untuk kelancaran sistem peredaran darah dan terapi penyakit jantung

Penelitian kedokteran mengungkapkan bahwa kasus tersumbatnya peredaran darah yang berimbas pada terhambatnya fungsi paru-paru dan kasus tersumbatnya peredaran darah di kaki bukanlah termasuk kasus yang dialami oleh kaum Muslimin yang disiplin melakukan shalat. Kasus ini umumnya banyak dialami oleh penderita dengan persentase 5 dari seribu orang non-Muslim pasca bedah.
Mengapa, karena kajian kedokteran mengungkapkan bahwa gerakan ruku’ dan sujud dalam waktu yang lama mampu menstabilkan detak jantung kita, sehingga peredaran darah berjalan lancar serta meminimalisir tekanan darah tinggi secara akut di kepala. Maasyaa Allah berkah sekali, shalat ini bagi umat Muslim.

3. Sholat merupakan gerak olahraga terbaik

Beberapa tahun terakhir tersebar penyakit desk di kalangan penduduk Perancis dengan persentase 18 dari 20 orang karena duduk dalam waktu yang lama di perpustakaan.
Lucunya, para dokter yang menganalisisnya malah merekomendasikan dan menyimpulkan bahwa shalat dalam agama Islam adalah solusi terbaik untuk terapi penyakit desk. Mengapa demikian?
Ternyata diketahui secara medis bahwa dengan disiplin melakukan shalat setiap waktunya plus shalat malam, berdampak pada perubahan pada gerak otot. Hal ini mampu membangkitkan semangat baru pada tubuh, mengikis timbunan lemak di sekitar perut dan paha dan memperlambat efek-efek penuaan pada tubuh.
Bahkan, konsistensi shalat pun mampu menjaga bentuk ideal tubuh dan gerakannya, serta mempercepat munculnya vitalitas tubuh secara non stop 24 jam setiap harinya.
Dengan demikian, shalat adalah latihan yang paling mudah dan cocok dijadikan sebagai olah tubuh dalam menjaga kesehatan tubuh.

4. Manfaat wudhu dalam terapi penyakit kanker kulit

Berbagai kajian yang berhubungan dengan faktor pemicu kanker kulit mengungkapkan bahwa faktor yang mendominasi munculnya kanker kulit adalah karena kulit banyak menyerap zat kimiawi, dan solusi terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menghilangkannya dengan membersihkannya secara berulang kali.
Selain itu, keringat dan lemak yang keluar dari pori-pori tubuh dan bercampur dengan debu pada umumnya mengandung zat kimiawi dan bakteri berbahaya.
Jadi masih meragukan manfaat wudhu? Yang dengannya kulit kita yang paling sering berinteraksi langsung dengan debu dibersihkan secara rutin.

5. Manfaat istinsyaaq


Istinsyaaq adalah membersihkan lubang hidung dengan cara menyedot air pada lubang hidung lalu menyemburkannya kembali. Sekelompok peneliti dari Fakultas Kedokteran di Iskandariyah Mesir, bekerja sama dengan kelompok peneliti kesehatan dan obat-obatan melakukan penelitian untuk mengungkap hubungan antara ilmu pengetahuan dan aktivitas berwudhu.
Hasil yang diperoleh adalah hidung bagian dalam yang tidak dibasuh umumnya berwarna pucat, berminyak, serat penuh debu dan kotoran. Di bagian bulu hidung umumnya rentan dihinggapi debu dan kotoran. Otomasis hidung yang kotor tersebut ditemukan kumpulan mikroba dan bakteri.
Padahal penyakit banyak tersebar melalui pernafasan, mulai dari influenza, radang paru-paru, kelumpuhan dan penyakit lainnya. Jadi, istinsyaaq merupakan solusi dan terapi terbaik karena dilakukan berulang-ulang ketika akan shalat.

5. Shalat mampu mengurangi kekhawatiran dalam diri

Berbagai kajian psikologi modern mengungkapkan bahwa semua motivasi dan daya rasa manusia sangat terkait erat dengan perubahan zat kimia dalam otak.
Meningkatnya adrenalin dalam tubuh sebanding dengan peningkatan kekhawatiran dalam diri seseorang. Selanjutnya hal tersebut akan berpengaruh pada meningkatnya detak jantung akibat tekanan darah menuju jantung.
Selain itu, syaraf menjadi menjauh dari sistem pencernaan sehingga prosesnya terganggu. Kadar gula pada hati semakin menumpuk dan persentasenya meningkat dalam aliran darah.
Jika semuanya itu terus terjadi, maka permasalahan pada tubuh dan akhirnya otak pun terjadi. Berbagai gejolak pemikiran dan penyimpangan perilaku ini menjadi imbas pengaruh buruk tersebut.
Dalam harian surat kabar London West diungkapkan bahwa selama 10 tahun, Eropa mengadakan penelitian komparasi antara mereka yang selalu disiplin melakukan ritual ibadah dengan mereka yang tidak pernah sama sekali.
Kesimpulan yang mereka dapatkan adalah bahwa persentase penderita tekanan darah tinggi, penyakit jantung, depresi dan stress tidak begitu banyak menyerang mereka yang konsisten dengan ritual ibadahnya. Subanallah..
Dengan shalat yang khusyu’ dapat dipastikan kekhawatiran dalam diri akan hilang. Maka benarlah apa yang disabdakan Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam, “Istirahatkanlah diri kami dengan shalat wahai Bilal”.
Demikianlah ajakan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam agar Bilal radhiallahu ‘anhu mengumandangkan adzan agar Beliau dan sahabat melakukan shalat untuk bermunajat dan menenangkan hati kepada-Nya.

6. Manfaat sujud dari segi substansi kesehatan

Pengulangan sujud dalam shalat setiap harinya minimal dilakukan 34 kali. Bilangan tersebut dianggan bilangan yang tepat untuk meningkatkan aktivitas otot dan saraf tubuh serja menjaga keseimbangan antar sendi, khususnya tangan, paha, lutut dan kaki.
Dengan aktivitas sujud juga, peredaran darah dalam tubuh bisa berjalan dan bergerak dengan mudah dari atas ke bawah. Selain itu meningkatnya lipatan tangan mampu melancarkan peredaran darah dari atas pergelangan ke bawah hingga mampu mencegah infeksi yang umumnya menyerang pergelangan tangan.

7. Manfaat Kekhusyu’an dalam Sholat

William Molton Marstein, seorang ahli psikolog pada majalah Reader Digest mengungkapkan bahwa bahwa kemampuan untuk memusatkan pikiran biasa dialami oleh setiap individu dalam kehidupannya.
Misal, seorang pemimpin akan memusatkan pikirannya dalam menghadapi masalah. Hal yang dapat menurunkan kemampuan memusatkan pikiran dan bahkan merusaknya adalah penyimpangan dan terlalu sibuk dalam menuruti hawa nafsu.
William juga mengungkapkan bahwa akal merupakan alat yang mengagumkan dan memiliki kemampuan yang sangat hebat jika difokuskan pada suatu titik.
Berkaitan dengan itu di Amerika dilakukan latihan berbicara kepada suatu obyek dengan menghadirkan hati dalam setiap kalimat yang diucapkannya dengan tujuan meningkatkan semangat dan kekuatan untuk berkeinginan dalam beraktivitas.
Jika saja mereka tahu tentang sholatnya kaum Muslim. Dan harap dicatat, obyek yang dituju dalam shalat adalah Dzat Yang Maha Agung, tentu saja kekuatan yang didapatkan sangat jauh lebih hebat. Allahu akbar….
Akhir-akhir ini, muncul kontroversi hukum haram terhadap yoga. Banyak pro dan kontra atas isu tersebut. Jika kita mengacu pada manfaat kekhusyukan dalam shalat serta temuan bahwa shalat mampu menghilangkan kekhawatiran dalam diri dengan menuju kepada Allah, Dzat Yang Maha Agung, lalu kenapa kita malah memalingkan diri dari shalat yang merupakan manifestasi yang dahsyat dan malah memilih melakukan meditasi yoga yang tidak bernilai ibadah? Sungguh tidak perlu diperdebatkan dengan menguras nalar.
Maka benarlah firman Allah, “Sesungguhnya sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya.” (QS Al-Mu’minuun: 1-2)

8. Kedhasyatan shalat tahajud dan subuh (yang tepat waktu)

Melalui berbagai penelitian, percobaan dan kajian, sebuah fakta ilmiah mengungkapkan bahwa seseorang yang tidurnya dalam waktu yang sangat lama akan sangat mudah terserang penyakit jantung. Hal ini dikarenakan lemak yang ada dalam darah menempel pada dinding syaraf di sekitar jantung.
Para ulama dan ilmuwan modern banyak menganjurkan agar setiap manusia bangun dari tidurnya setelah 4 jam, kemudian melakukan gerakan tubuh ataupun melakukan kegiatan yang membutuhkan otot selama 1/4 jam.
Hal ini berguna untuk menghindari bahaya serangan jantung dan menjaga vitalitas tubuh, khususnya jantung karena menghindarinya dari timbunan lemak.
Jadi ajaran Islam telah mendahului temuan modern dalam mengungkapkan fenomena di atas untuk kemudian menyarankan suatu manajemen kesehatan tubuh yang sangat baik dan indah sobat, yakni dengan menganjurkan setiap individu untuk bisa bangun melakukan shalat tahajud pada 1/3 malam terakhir dan dilanjutkan dengan shalat subuh.
Diriwayatkan Ali radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dalam surga terdapat suatu ruangan yang dari luar bisa terlihat dalamnya dan dari dalam bisa dilihat luarnya”. Lalu seorang Arab bertanya.” Diperuntukkan untuk siapakah tempat itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, ” Bagi siapa saja yang memiliki ucapan yang baik, memberikan makan kepada orang yang membutuhkan, konsisten melaksanakan puasa dan melaksanakan shalat demi mengharapkan ridha-Nya ketika orang lain sedang tertidur.” (HR Ahmad)
Maka perlu juga kita renungkan salah satu tambahan kalimat dalam adzan sholat subuh, “Ash-shalaatu Khairun minan naum”, “Melakukan sholat subuh tepat waktu” adalah lebih baik daripada tidur. Ianya menyegarkan dan memberi kita kesempatan menghirup udara lebih segar di saat organ tubuh kita baru beroperasi setelah diistirahatkan dengan tidur.Alhamdulillah.
Semoga bermanfaat dan kita praktikkan di bulan nan mulia ini, sehingga menambah keimanan kita kepada Allah subhanahu wata’ala.

Sunday, November 12, 2017

Meneladani Kepemimpinan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz


DALAM catatan sejarah Islam disebutkan, ketika Umar Bin Abdul Aziz diangkat menjadi Khalifah pada dinasti Bani Umayyah, pada Jumat 10 Shafar tahun 99 Hijriyah, ketika itu beliau berumur 37 tahun, menggantikan khalifah sebelumnya, Sulaiman Bin Abdul Malik, Sang Khalifah menangis terisak-isak.
Ia memasukkan kepalanya ke dalam dua lututnya dan menangis sesunggukan. Di dalam tangisnya, Umar mengucapkan kalimat : “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun”, sambil berujar, “Demi Allah, sungguh aku tidak meminta urusan ini sedikitpun, baik dengan sembunyi-sembunyi maupun dengan terang-terangan”.
Melihat kondisi sang Khalifah seperti itu, beberapa penyair datang dengan maksud ingin menghiburnya, tetapi Khalifah Umar menolak dengan baik.
Sikap Khalifah Umar itu turut mendapat perhatian anaknya. Walaupun dia berusaha mencari penyebabnya, namun anak Umar gagal mendapat jawabannya. Hal yang sama dilakukan istrinya, Fatimah. Fatimah berkata kepada suaminya: “Wahai suamiku, mengapa engkau menangis seperti itu? Umar pun menjawab. “Sesungguhnya aku telah diangkat menjadi khalifah untuk memimpin urusan umat Nabi Muhammad SAW”.
Sang Khalifah berkata kepada istri dan anaknya: “Aku termenung dan terpaku memikirkan nasib para fakir miskin yang sedang kelaparan dan tidak mendapat perhatian dari pemimpinnya. Aku juga memikirkan orang-orang sakit yang tidak mendapati obat yang memadai.
Hal yang sama terpikir olehku tentang orang-orang yang tidak mampu membeli pakaian, orang-orang yang selama ini dizalimi dan tidak ada yang membela, mereka yang mempunyai keluarga yang ramai dan hanya memiliki sedikit harta, orang-orang tua yang tidak berdaya, orang-orang yang menderita di pelosok negeri ini, dan lain sebagainya”.
Sang Khalifah melanjutkan kesedihannya, “Aku sadar dan memahami sepenuh hati, bahwa Allah SWT pasti akan meminta pertanggungjawaban dariku, sebab hal ini adalah amanah yang terpikul di pundakku.
Namun aku bimbang dan ragu, apakah aku mampu dan sanggup memberikan bukti kepada Allah swt, bahwa aku telah melaksanakan amanah itu dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan Tuhanku. Atas dasar itulah, wahai istri dan anakku, sehingga aku menangis”.
Persoalannya sekarang adalah seberapa banyakkah pemimpin kita pada masa ini yang mempunyai semangat, roh dan motivasi seperti Khalifah Umar Bin Abdul Aziz. Sebab, fakta menunjukkan, justru banyak di antara pemimpin kita yang hanya bijak menjadikan Khalifah Umar sebagai alat, simbol dan slogan politik, tetapi dari cara berfikir, kebijakan yang ditekankan, dan tindakan yang dilakukan, justru sangat jauh dengan apa yang dilakukan sang khalifah.
Sang Khalifah mengucapkan, “Innaa Lillahi wa Innaa ilahi Raji’uun” ketika terpilih dan diangkat jadi khalifah, pemimpin hari ini, justru bersyukur dan pesta pora besar-besaran ketika terpilih dan diangkat menjadi pemimpin. Seolah tak ada beban berat dan tanggung jawab di atas pundaknya.
Tanggung Jawab Dunia Akhirat
Semangat menjadi pemimpin serta gairah merebut jabatan dan kedudukan, tidak sebanding dan sejalan dengan apa yang dia lakukan, setelah terpilih jadi pemimpin. Dia bahkan lupa, bahwa sesungguhnya jabatan dan kedudukan yang diraih oleh seseorang hamba, selain harus dipertanggungjawabkan di dunia ini di hadapan makhluk, juga harus dipertanggungjawabkan kelak di akhirat, di hadapan Sang Khaliq.
Kuasa, jabatan dan kedudukan bukan lagi dipandang sebagai suatu amanah mulia yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT, tetapi lebih banyak dipergunakan dan diperalatkan untuk kepentingan diri, keluarga dan kelompok masing-masing. Adalah sesuatu yang malang dan nestapa, akibat dari kegairahan ingin berkuasa dan berekedudukan ini, justru yang menjadi mangsa dan korbannya adalah rakyat kecil yang tidak mengerti apaapa dan perlu pertolongan dari pemimpinnya.
Sebahagian di antara mereka, ada yang cari makan pagi untuk dimakan pagi, dan cari makan petang untuk dimakan petang. Mereka tidak tahu dan atau tidak peduli dengan kekuasaan, jabatan dan kedudukan. Yang mereka tahu ialah mencari rezeki bagi meneruskan kehidupan.
Sungguh malang nian nasib bangsa ini, sebagian di antara pemimpinnya, ada yang hidup dalam kemewahan, tanpa mau merenung nasib rakyat jelata.
Bandingkan dengan sikap
Khalifah Umar Bin Abdul Aziz, selepas dilantik menjadi khalifah, menyadari dengan sepenuh hati, jiwa dan raga, bahwa masih banyak rakyat yang miskin, menderita, sengsara, terlunta-lunta, dan hidup di bawah garis kemiskinan. Penerapan Zakat Umar Bin Abdul Aziz, memiliki konsep yang jelas untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh rakyatnya, khususnya dalam hal pengentasan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
Umar menerapkan konsep zakat secara tepat dan cermat. Rakyatnya yang kaya dan juga para pegawai pemerintahan, bergegas membayar zakat dan sedekah kepada fakir miskin.
Hasilnya, hanya dalam rentang waktu dua setengah tahun atau tiga puluh bulan masa kepemimpinannya, seseorang yang kaya raya, merasa kesulitan mendapatkan orang yang berhak menerima zakat (mustahiq), sebab fakir miskin yang selama ini berhak menerima zakat, kini telah berubah menjadi orang yang berkewajiban membayar zakat (muzakki). Hampir semua rakyatnya, hidup dalam kesejahteraan.
Kita harus ingat, bahwa kekuasaan, jabatan, dan kedudukan tidaklah kekal abadi, tetapi sebaliknya, ia adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.
Kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz
Akhlak pemimpin seorang Khalifah Umar bin Abdul Aziz, sungguh jauh dari gaya perlente, berpakaian mahal, kendaraan mewah, apalagi makanan yang lezat. Seharusnya pejabat di negeri ini meneladani kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz.
Tatkala Khalifah demi khalifah datang pergi silih berganti, disebut-sebutlah nama Umar bin Abdul Azir untuk menjadi penggantinya. Lalu apa kata Umar ketika namanya digadang-gadang menjadi calon khalifah yang baru. “Jangan sebut-sebut nama saya, katakan bahwa saya tidak menyukainya. Dan jika tidak ada yang menyebut namanya, maka katakan, jangan mengingatkan nama saya,” ujar Umar bin Abdul Aziz.
Suatu ketika dibuatlah rekayasa, berupa surat wasiat, seolah-olah khalifah sebelumnya menetapkan Umar sebagai penggantinya. Begitu diumumkan di depan publik, seluruh hadirin pun serentak menyatakan persetujuannya. Tapi tidak dengan Umar. Ia justru terkejut, seperti mendengar petir di siang bolong. Bukan hanya terkejut, Umar bin Abdul Aziz bahkan mengucapkan: Inna lillahi wa Inna ilaihi raji’uun, dan bukannya Alhamdulillah seperti kebanyakan para pejabat di negeri ini. Bagi Umar, tahta yang disodorkan adalah musibah, bukan kenikmatan.
Sosok Umar bin Abdul Aziz bukanlah tipe manusia yang berambisi untuk menjadi pemimpin, apalagi mengejarnya. “Demi Allah, ini sama sekali bukanlah atas permintaanku, baik secara rahasia ataupun terang-terangan,” ujar Umar.
Di atas mimbar Umar berkata: “Wahai manusia, sesungguhnya aku telah dibebani dengan pekerjaan ini tanpa meminta pendapatku lebih dulu, dan bukan pula atas permintaanku sendiri, juga tidak pula atas musyawarah kaum muslimin. Dan sesungguhnya aku ini membebaskan saudarasaudara sekalian dari baiat di atas pundak saudara-saudara, maka pilihlah siapa yang kamu sukai untuk dirimu sekalian dengan bebas!”
Ketika semua hadirin telah memilihnya dan melantiknya sebagai Khalifah, Umar berpidato dengan ucapan yang menggugah. “Taatlah kamu kepadaku selama aku ta’at kepada Allah. Jika aku durhaka kepada Allah, maka tak ada keharusan bagimu untuk taat kepadaku.”
Jika kebanyakan pejabat berpesta ria saat kenaikan pangkat dan meraih kekuasaan, Umar bin Abdul Aziz malah berpesta air mata, ia takut pertanggungjawabanya di hadapan Allah pada hari kiamat kelak tak mampu dipikulnya.
Dan jika kebanyakan pejabat bermegah-megahan saat mendapat kedudukan, Umar justru hidup dalam kesederhanaan, bahkan amat sederhana, dan minim sekali. Zuhud dan wara sudah menjadi pribadi Umar sebelum ia menjadi Khalifah. Ketika ia disodori kendaraan “dinas” yang supermewah berupa beberapa ekor kuda tunggangan, lengkap dengan kusirnya, Umar menolak, dan malah menjual semua kendaraan itu, lalu uang hasil penjualannya diserahkan ke Baitul Mal. Termasuk semua tenda, permadani dan tempat alas kaki yang biasanya disediakan untuk khalifah yang baru.
Kesederhaan Umar dibuktikan ketika ia melepas pakaiannya yang mahal dan menggantinya dengan pakaian kasar – hanya delapan dirham. Semua pakaian, minyak wangi, juga tanah perkebunan yang diwarisinya, juga dijual, lagi-lagi uangnya diserahkan ke Baitul Mal.
Istri pejabat umumnya memanfaatkan kedudukan suaminya untuk hidup mewah, tapi Umar justru menawarkan pilihan, antara hidup bersama dirinya dengan melepas semua harta perhiasan yang dikenakan, termasuk permata, mutiara, perabotan rumah tangga yang mahal harganya, atau berpisah. Akhinya, sang istri memilih hidup bersahaja bersama suaminya yang bertahtakan khilafah.
Itulah akhlak pemimpin seorang Umar bin Abdul Aziz, jauh dari gaya perlente, berpakaian mahal, kendaraan mewah, apalagi makanan yang lezat. Seharusnya pejabat di negeri ini meneladani kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz.

Thursday, November 9, 2017

Presiden RI Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada TGKH. Zainuddin Abdul Majid


Presiden RI Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada empat tokoh Indonesia, Kamis (09/11/2017). Salah satunya, Tuan Guru Kiai Haji Zainuddin Abdul Madjid yang merupakan pendiri Organisasi Islam Nahdlatul Wathan.
sumber : berita satu tv

Ribuan Seniman Meriahkan Pesona Budaya Lombok - Sumbawa 2017

Ribuan seniman lokal Pulau Lombok dan Sumbawa menggelar karnaval budaya dan ragam tradisi khas bertajuk Pesona Budaya Lombok-Sumbawa 2017. Acara diawali dengan parade berkeliling jalan protokol sepanjang Kota Mataram dan berpusat di Lapangan Sangkareang, Mataram, Nusa Tenggata Barat.


Seperti ditayangkan Fokus Malam Indosiar, Minggu (20/8/2017), acara tahunan ini menampilkan ragam kesenian tradisional. Di antaranya seni musik serta aneka tarian tradisional
yang sudah jarang dipentaskan seperti gendang belek dan seni sekaha kecimol.
Dalam acara ini, turut dihadirkan ragam budaya lokal yang telah berusia ratusan tahun. Seperti budaya meminang adat suku Sasak, budaya tumbuk lesung, hingga tari batek baris yang mengisahkan keluguan para warga lokal menjadi serdadu tentara Jepang saat itu.

Pesona Budaya Lombok -Sumbawa 2017 akan digelar selama sebulan penuh bertempat di 18 titik lokasi yang tersebar di Pulau Lombok dan Sumbawa. Acara ini bertujuan mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke NTB yang ditargetkan mencapai 3.5 juta jiwa pada tahun ini.

Tuesday, November 7, 2017

TRADISI REBO BONTONG DESA PRINGGA BAYA LOTIM

Upacara ini disebut dengan istilah Rebo Bontong karena puncak pelaksanaannya dilaksanakan pada hari Rabu terahir di bulan Syafar. Upacara ini dilaksanakan setiap tahun, tepatnya pada minggu terahir bulan Syafar. Sebelum dilaksanakannya acar puncak Rebo Bontong. Tujuan dilaksanakkanya upacara ini adalah agar semua masyarakat yang tinggal di wilayah Desa Pringgabaya pada khususnya dan masyarakat Kecamatan Pringgabaya pada umumnya terhindar dari segala bentuk musibah dan wabah penyakit serta bencana, baik bencana banjir, bencana kekeringan, gagal panen, terhindar dari gangguan makhluk halus dan manusia yang berperilaku tidak baik. Memasuki bulan Syafar, masyarakat Desa Pringgabaya mulai bersiap-siap untuk melaksanakan upacara Adat Rebo Bontong atau ada pula yang mengatakan Rabu Bontong. Dua minggu sebelum hari puncak pelaksanaan Rebo Bontong, Pemerintah Desa Pringgabaya bersama sesepuh adat dan tokoh masyarakat Pringgabaya mulai mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan upacara adat Rebo Bontong. Dua minggu sebelum hari puncak, di Pantai Ketapang dan Pantai Tanjung Menangis Pringgabaya dilaksanakan berbagai kegiatan, mulai dari lomba pacuan kuda, balap sampan, tarik tambang, lomba lari, lomba pacuan becaq dan berbagai perlombaan olahraga lainnya. Selain melaksanakan perlombaan, pada malam harinya panitia penyelenggara Rebo Bontong juga menyelenggarakan acara hiburan, seperti pementasan derama teater Cupak Gurantang, pagelaran wayang kulit, pementasan rudat, pembacaan takepan (wewacan), pentas gendang beleq, cilokaq, kecimolan, jangger, band dan aneka hiburan lainnya.
.Pada malam puncak pelaksanaan Rebo Bontong, tokoh adat dan tokoh masyarakat Pringgabaya berkumpul di Dusun Ketapang. Mereka bersama-sama mempersiapkan segala kelengkapan yang dbutuhkan untuk melaksanakan acara puncak Rebo Bontong yang akan dilaksanakan pagi harinya. Mereka bersama-sama menyiapkan sesajen, memasak dan mempersiapkan kepala kerbau yang akan dihanyutkan ke dalam lautan. Persiapan ini biasa dilaksanakan hingga jam satu dini hari. Pada hari puncak pelaksanaan Rebo Bontong sekitar pukul 08.30 satu paling lambat pukul 09.00 wita dilaksanakan ritual Tetulak Tamparan, yaitu ritual selamatan yang diselenggarakan di sekitar pesisir pantai Sesajen yang akan dilarutkan ke lautan itu berupa hidangan nasi dan kelengkapannya, buah, kemenyan dan bunga ramapi yang diarak menggunakan ancak saji (anyaman bambu) yang berukuran cukup besar dan menyerupai keranda mayat. Sedangkan kepala kerbau dibungkus dengan kain kapan (kain putih) dan dibawa oleh ketua adat yang didampingi oleh dua tokoh adat lainnya yang menempati barisan paling depan sebagai pemimpin jalannya upacara.