Thursday, November 16, 2017

Mari Menjadi Pemilih Yang Cerdas

Suwangi Online - Tak terasa 27  Hari lagi tepatnya tanggal 13 Desember 2017, masyarakat Desa Suwangi akan melaksanakan pesta demokrasi. Masyarakat banyak yang apatis, malas untuk memilih, sikap apatis itu terjadi karena pengalaman yang dirasakan publik selama ini bahwa siapapun yang terpilih dalam pilkades tidak akan membawa perubahan berarti untuk kehidupa mereka. Alasan lain, calon kepala Desa itu tidak sesuai dengan kriteria" ujar salah seorang masyarakat Desa Suwangi.Calon kepala desa menyampaikan janji, tetapi setelah terpilih lupa dan bahkan justru mengeluarkan kebijakan yang merugikan masyarakat. Ini membuat masyarakat apatis Mulai saat ini, masyarakat harus mulai cerdas...!!!

Mari Memilih Dengan Cerdas


         Jika masyarakat ingin perubahan, mulai saat ini kita harus melakukan perubahan dari diri sendiri, keluarga dan sekitar tempat tinggal untuk melakukan yang terbaik pada Pilkades 2017 nanti. Ada beberapa hal penting yang harus dilihat masyarakat (pemilih) pada saat memilih nanti. Hal penting tersebut sebagai tolak ukur pantas atau tidaknya si calon dipilih.
         Pertama, kenali latar belakangnya. Untuk mengetahui latar-belakangnya ini, kita bisa melihat dari riwayat hidup masing - masing calon, tempat bekerjanya, Pengalamannya , hubungannya dengan masyarakat serta kabar tentangnya saat ini dan masa lampau. Dari mana mendapatkan informasi tersebut ?, tentunya cari sumber yang bisa dipercaya seperti tetangga atau guru, toga,toma, jangan percaya sumber yang asal-asalan atau tim suksesnya.
         Kedua, pahami karakternya. Sebelum kita memilih kita wajib mengetahui bagaimana watak dari si calon yang akan kita dukung untuk menang pada Pilkades 2017. Sebagai contoh, ada beberapa argument dari masyarakat mengatakan;  “nanti kalau sudah duduk pasti korupsi dan sombong”. Hal tersebut berkaitan erat dengan karakter si calon. Sombong itu karakter diri, tidak perlu kaya, miskinpun kalau memang karakternya sombong, dia akan sombong. Sama seperti korupsi, kalau memang dari awalnya sudah memberi uang duluan untuk dipilih, pasti ujung-ujungnya korupsi, karena dia harus mengembalikan uang yang dikeluarkannya. Tinggal bagaimana kita membangun rasa percaya kepada calon, sekaligus memahami karakternya pada saat kampanye. Karakter itu dapat dilihat pada saat calon tersebut berkomunikasi dengan masyarakat, pasti kelihatan mana calon yang obral janji dan mana yang jujur.
            Ketiga, lihatlah visi dan misinya. Sebagai pemilih kita harus mengetahui apa yang akan diperbuat oleh calon tersebut, ketika ia duduk untuk mewakili rakyatnya. Biasanya calon yang cerdas akan membuat visi dan misinya dengan melihat problema yang ada di tengah-tengah masyarakat. Poin pendukungnya adalah, pastikan calon tersebut adalah putra daerah dan pastikan kita memiliki ikatan yang baik dengan calon tersebut. Pada poin ini kita bukan diajak untuk bernepotisme. Secara logika, Kepala Desa merupakan orang-orang yang akan mewakili rakyat untuk melakukan pengawasan dan ikut merumuskan kebijakan pro rakyat.Kepala Desa akan menyuarakan hal-hal yang harus diperhatikan di desa pimpinannya. Putra daerah pastinya akan lebih mengerti persoalan yang ada di daerahnya ketimbang orang lain yang bukan putra daerah. Bila ketiga poin dijalankan secara bersamaan, sudah pasti daerah akan dibangun dengan program yang sudah dirancangnya.
           Sudah saatnya kita cerdas,  13 desember 2017 nanti seluruh masyarakat Desa Suwangi yang sudah berusia 18 tahun punya hak untuk memilih. Saya memilih…anda memilih…kita semua memilih.

Tuesday, November 14, 2017

8 FAKTA ILMIAH MENAKJUBKAN DALAM SHALAT


Barangkali sebagian dari umat Islam ada yang menganggap shalat hanya sebatas kewajiban dan ibadah ritual kepada Allah subhanahu wata’ala. Sehingga banyak sekali dari Muslimin ketika imannya sedang turun yang menggap hal itu membosankan sampai-sampai meninggalkan shalat dengan urusan duniawi semata.
Namun, di balik itu semua kita pasti akan terkejut saat mengetahui fakta ilmiah yang sarat manfaat di balik gerakan dan bacaan itu. Pada kesempatan ini, mari kita renungkan manfaat yang Allah berikan kepada kita melalui syari’at shalat lengkap dengan bersuci, sebagaimana Arrahmah kutip dari BIP, Jum’at (3/7/2015).

1. Sholat mampu menyebuhkan rematik

Para ilmuwan dan juga para dokter mengungkapkan, salah satu cara untuk menyembuhkan rematik (khususnya pada tulang punggung) yang disebabkan ketidakseimbangan otot adalah dengan berolahraga.
Berdasarkan saran para dokter Muslim, maka tidak ada solusi terbaik untuk menghindari rematik sejak dini, kecuali dengan melaksanakan shalat 5 waktu secara konsisten. Menurut mereka, gerakan shalat adalah jenis gerakan terbaik yang mampu mengembalikan fungsi otot dengan baik.
Gerakan yang dimaksud adalah gerakan rukuk, berdiri tegak dan sujud. Tentu saja gerakan itu adalah gerakan yang thu’maninah (tidak tergesa-gesa) dan sebaiknya lebih lama. Gerakan yang dilakukan secara berulang tersebut merupakan terapi terbaik dan penyembuhan terhebat bagi siapapun yang menderita penyakit tulang dalam waktu yang cepat.

2. Manfaat shalat untuk kelancaran sistem peredaran darah dan terapi penyakit jantung

Penelitian kedokteran mengungkapkan bahwa kasus tersumbatnya peredaran darah yang berimbas pada terhambatnya fungsi paru-paru dan kasus tersumbatnya peredaran darah di kaki bukanlah termasuk kasus yang dialami oleh kaum Muslimin yang disiplin melakukan shalat. Kasus ini umumnya banyak dialami oleh penderita dengan persentase 5 dari seribu orang non-Muslim pasca bedah.
Mengapa, karena kajian kedokteran mengungkapkan bahwa gerakan ruku’ dan sujud dalam waktu yang lama mampu menstabilkan detak jantung kita, sehingga peredaran darah berjalan lancar serta meminimalisir tekanan darah tinggi secara akut di kepala. Maasyaa Allah berkah sekali, shalat ini bagi umat Muslim.

3. Sholat merupakan gerak olahraga terbaik

Beberapa tahun terakhir tersebar penyakit desk di kalangan penduduk Perancis dengan persentase 18 dari 20 orang karena duduk dalam waktu yang lama di perpustakaan.
Lucunya, para dokter yang menganalisisnya malah merekomendasikan dan menyimpulkan bahwa shalat dalam agama Islam adalah solusi terbaik untuk terapi penyakit desk. Mengapa demikian?
Ternyata diketahui secara medis bahwa dengan disiplin melakukan shalat setiap waktunya plus shalat malam, berdampak pada perubahan pada gerak otot. Hal ini mampu membangkitkan semangat baru pada tubuh, mengikis timbunan lemak di sekitar perut dan paha dan memperlambat efek-efek penuaan pada tubuh.
Bahkan, konsistensi shalat pun mampu menjaga bentuk ideal tubuh dan gerakannya, serta mempercepat munculnya vitalitas tubuh secara non stop 24 jam setiap harinya.
Dengan demikian, shalat adalah latihan yang paling mudah dan cocok dijadikan sebagai olah tubuh dalam menjaga kesehatan tubuh.

4. Manfaat wudhu dalam terapi penyakit kanker kulit

Berbagai kajian yang berhubungan dengan faktor pemicu kanker kulit mengungkapkan bahwa faktor yang mendominasi munculnya kanker kulit adalah karena kulit banyak menyerap zat kimiawi, dan solusi terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menghilangkannya dengan membersihkannya secara berulang kali.
Selain itu, keringat dan lemak yang keluar dari pori-pori tubuh dan bercampur dengan debu pada umumnya mengandung zat kimiawi dan bakteri berbahaya.
Jadi masih meragukan manfaat wudhu? Yang dengannya kulit kita yang paling sering berinteraksi langsung dengan debu dibersihkan secara rutin.

5. Manfaat istinsyaaq


Istinsyaaq adalah membersihkan lubang hidung dengan cara menyedot air pada lubang hidung lalu menyemburkannya kembali. Sekelompok peneliti dari Fakultas Kedokteran di Iskandariyah Mesir, bekerja sama dengan kelompok peneliti kesehatan dan obat-obatan melakukan penelitian untuk mengungkap hubungan antara ilmu pengetahuan dan aktivitas berwudhu.
Hasil yang diperoleh adalah hidung bagian dalam yang tidak dibasuh umumnya berwarna pucat, berminyak, serat penuh debu dan kotoran. Di bagian bulu hidung umumnya rentan dihinggapi debu dan kotoran. Otomasis hidung yang kotor tersebut ditemukan kumpulan mikroba dan bakteri.
Padahal penyakit banyak tersebar melalui pernafasan, mulai dari influenza, radang paru-paru, kelumpuhan dan penyakit lainnya. Jadi, istinsyaaq merupakan solusi dan terapi terbaik karena dilakukan berulang-ulang ketika akan shalat.

5. Shalat mampu mengurangi kekhawatiran dalam diri

Berbagai kajian psikologi modern mengungkapkan bahwa semua motivasi dan daya rasa manusia sangat terkait erat dengan perubahan zat kimia dalam otak.
Meningkatnya adrenalin dalam tubuh sebanding dengan peningkatan kekhawatiran dalam diri seseorang. Selanjutnya hal tersebut akan berpengaruh pada meningkatnya detak jantung akibat tekanan darah menuju jantung.
Selain itu, syaraf menjadi menjauh dari sistem pencernaan sehingga prosesnya terganggu. Kadar gula pada hati semakin menumpuk dan persentasenya meningkat dalam aliran darah.
Jika semuanya itu terus terjadi, maka permasalahan pada tubuh dan akhirnya otak pun terjadi. Berbagai gejolak pemikiran dan penyimpangan perilaku ini menjadi imbas pengaruh buruk tersebut.
Dalam harian surat kabar London West diungkapkan bahwa selama 10 tahun, Eropa mengadakan penelitian komparasi antara mereka yang selalu disiplin melakukan ritual ibadah dengan mereka yang tidak pernah sama sekali.
Kesimpulan yang mereka dapatkan adalah bahwa persentase penderita tekanan darah tinggi, penyakit jantung, depresi dan stress tidak begitu banyak menyerang mereka yang konsisten dengan ritual ibadahnya. Subanallah..
Dengan shalat yang khusyu’ dapat dipastikan kekhawatiran dalam diri akan hilang. Maka benarlah apa yang disabdakan Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam, “Istirahatkanlah diri kami dengan shalat wahai Bilal”.
Demikianlah ajakan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam agar Bilal radhiallahu ‘anhu mengumandangkan adzan agar Beliau dan sahabat melakukan shalat untuk bermunajat dan menenangkan hati kepada-Nya.

6. Manfaat sujud dari segi substansi kesehatan

Pengulangan sujud dalam shalat setiap harinya minimal dilakukan 34 kali. Bilangan tersebut dianggan bilangan yang tepat untuk meningkatkan aktivitas otot dan saraf tubuh serja menjaga keseimbangan antar sendi, khususnya tangan, paha, lutut dan kaki.
Dengan aktivitas sujud juga, peredaran darah dalam tubuh bisa berjalan dan bergerak dengan mudah dari atas ke bawah. Selain itu meningkatnya lipatan tangan mampu melancarkan peredaran darah dari atas pergelangan ke bawah hingga mampu mencegah infeksi yang umumnya menyerang pergelangan tangan.

7. Manfaat Kekhusyu’an dalam Sholat

William Molton Marstein, seorang ahli psikolog pada majalah Reader Digest mengungkapkan bahwa bahwa kemampuan untuk memusatkan pikiran biasa dialami oleh setiap individu dalam kehidupannya.
Misal, seorang pemimpin akan memusatkan pikirannya dalam menghadapi masalah. Hal yang dapat menurunkan kemampuan memusatkan pikiran dan bahkan merusaknya adalah penyimpangan dan terlalu sibuk dalam menuruti hawa nafsu.
William juga mengungkapkan bahwa akal merupakan alat yang mengagumkan dan memiliki kemampuan yang sangat hebat jika difokuskan pada suatu titik.
Berkaitan dengan itu di Amerika dilakukan latihan berbicara kepada suatu obyek dengan menghadirkan hati dalam setiap kalimat yang diucapkannya dengan tujuan meningkatkan semangat dan kekuatan untuk berkeinginan dalam beraktivitas.
Jika saja mereka tahu tentang sholatnya kaum Muslim. Dan harap dicatat, obyek yang dituju dalam shalat adalah Dzat Yang Maha Agung, tentu saja kekuatan yang didapatkan sangat jauh lebih hebat. Allahu akbar….
Akhir-akhir ini, muncul kontroversi hukum haram terhadap yoga. Banyak pro dan kontra atas isu tersebut. Jika kita mengacu pada manfaat kekhusyukan dalam shalat serta temuan bahwa shalat mampu menghilangkan kekhawatiran dalam diri dengan menuju kepada Allah, Dzat Yang Maha Agung, lalu kenapa kita malah memalingkan diri dari shalat yang merupakan manifestasi yang dahsyat dan malah memilih melakukan meditasi yoga yang tidak bernilai ibadah? Sungguh tidak perlu diperdebatkan dengan menguras nalar.
Maka benarlah firman Allah, “Sesungguhnya sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya.” (QS Al-Mu’minuun: 1-2)

8. Kedhasyatan shalat tahajud dan subuh (yang tepat waktu)

Melalui berbagai penelitian, percobaan dan kajian, sebuah fakta ilmiah mengungkapkan bahwa seseorang yang tidurnya dalam waktu yang sangat lama akan sangat mudah terserang penyakit jantung. Hal ini dikarenakan lemak yang ada dalam darah menempel pada dinding syaraf di sekitar jantung.
Para ulama dan ilmuwan modern banyak menganjurkan agar setiap manusia bangun dari tidurnya setelah 4 jam, kemudian melakukan gerakan tubuh ataupun melakukan kegiatan yang membutuhkan otot selama 1/4 jam.
Hal ini berguna untuk menghindari bahaya serangan jantung dan menjaga vitalitas tubuh, khususnya jantung karena menghindarinya dari timbunan lemak.
Jadi ajaran Islam telah mendahului temuan modern dalam mengungkapkan fenomena di atas untuk kemudian menyarankan suatu manajemen kesehatan tubuh yang sangat baik dan indah sobat, yakni dengan menganjurkan setiap individu untuk bisa bangun melakukan shalat tahajud pada 1/3 malam terakhir dan dilanjutkan dengan shalat subuh.
Diriwayatkan Ali radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dalam surga terdapat suatu ruangan yang dari luar bisa terlihat dalamnya dan dari dalam bisa dilihat luarnya”. Lalu seorang Arab bertanya.” Diperuntukkan untuk siapakah tempat itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, ” Bagi siapa saja yang memiliki ucapan yang baik, memberikan makan kepada orang yang membutuhkan, konsisten melaksanakan puasa dan melaksanakan shalat demi mengharapkan ridha-Nya ketika orang lain sedang tertidur.” (HR Ahmad)
Maka perlu juga kita renungkan salah satu tambahan kalimat dalam adzan sholat subuh, “Ash-shalaatu Khairun minan naum”, “Melakukan sholat subuh tepat waktu” adalah lebih baik daripada tidur. Ianya menyegarkan dan memberi kita kesempatan menghirup udara lebih segar di saat organ tubuh kita baru beroperasi setelah diistirahatkan dengan tidur.Alhamdulillah.
Semoga bermanfaat dan kita praktikkan di bulan nan mulia ini, sehingga menambah keimanan kita kepada Allah subhanahu wata’ala.

Sunday, November 12, 2017

Meneladani Kepemimpinan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz


DALAM catatan sejarah Islam disebutkan, ketika Umar Bin Abdul Aziz diangkat menjadi Khalifah pada dinasti Bani Umayyah, pada Jumat 10 Shafar tahun 99 Hijriyah, ketika itu beliau berumur 37 tahun, menggantikan khalifah sebelumnya, Sulaiman Bin Abdul Malik, Sang Khalifah menangis terisak-isak.
Ia memasukkan kepalanya ke dalam dua lututnya dan menangis sesunggukan. Di dalam tangisnya, Umar mengucapkan kalimat : “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun”, sambil berujar, “Demi Allah, sungguh aku tidak meminta urusan ini sedikitpun, baik dengan sembunyi-sembunyi maupun dengan terang-terangan”.
Melihat kondisi sang Khalifah seperti itu, beberapa penyair datang dengan maksud ingin menghiburnya, tetapi Khalifah Umar menolak dengan baik.
Sikap Khalifah Umar itu turut mendapat perhatian anaknya. Walaupun dia berusaha mencari penyebabnya, namun anak Umar gagal mendapat jawabannya. Hal yang sama dilakukan istrinya, Fatimah. Fatimah berkata kepada suaminya: “Wahai suamiku, mengapa engkau menangis seperti itu? Umar pun menjawab. “Sesungguhnya aku telah diangkat menjadi khalifah untuk memimpin urusan umat Nabi Muhammad SAW”.
Sang Khalifah berkata kepada istri dan anaknya: “Aku termenung dan terpaku memikirkan nasib para fakir miskin yang sedang kelaparan dan tidak mendapat perhatian dari pemimpinnya. Aku juga memikirkan orang-orang sakit yang tidak mendapati obat yang memadai.
Hal yang sama terpikir olehku tentang orang-orang yang tidak mampu membeli pakaian, orang-orang yang selama ini dizalimi dan tidak ada yang membela, mereka yang mempunyai keluarga yang ramai dan hanya memiliki sedikit harta, orang-orang tua yang tidak berdaya, orang-orang yang menderita di pelosok negeri ini, dan lain sebagainya”.
Sang Khalifah melanjutkan kesedihannya, “Aku sadar dan memahami sepenuh hati, bahwa Allah SWT pasti akan meminta pertanggungjawaban dariku, sebab hal ini adalah amanah yang terpikul di pundakku.
Namun aku bimbang dan ragu, apakah aku mampu dan sanggup memberikan bukti kepada Allah swt, bahwa aku telah melaksanakan amanah itu dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan Tuhanku. Atas dasar itulah, wahai istri dan anakku, sehingga aku menangis”.
Persoalannya sekarang adalah seberapa banyakkah pemimpin kita pada masa ini yang mempunyai semangat, roh dan motivasi seperti Khalifah Umar Bin Abdul Aziz. Sebab, fakta menunjukkan, justru banyak di antara pemimpin kita yang hanya bijak menjadikan Khalifah Umar sebagai alat, simbol dan slogan politik, tetapi dari cara berfikir, kebijakan yang ditekankan, dan tindakan yang dilakukan, justru sangat jauh dengan apa yang dilakukan sang khalifah.
Sang Khalifah mengucapkan, “Innaa Lillahi wa Innaa ilahi Raji’uun” ketika terpilih dan diangkat jadi khalifah, pemimpin hari ini, justru bersyukur dan pesta pora besar-besaran ketika terpilih dan diangkat menjadi pemimpin. Seolah tak ada beban berat dan tanggung jawab di atas pundaknya.
Tanggung Jawab Dunia Akhirat
Semangat menjadi pemimpin serta gairah merebut jabatan dan kedudukan, tidak sebanding dan sejalan dengan apa yang dia lakukan, setelah terpilih jadi pemimpin. Dia bahkan lupa, bahwa sesungguhnya jabatan dan kedudukan yang diraih oleh seseorang hamba, selain harus dipertanggungjawabkan di dunia ini di hadapan makhluk, juga harus dipertanggungjawabkan kelak di akhirat, di hadapan Sang Khaliq.
Kuasa, jabatan dan kedudukan bukan lagi dipandang sebagai suatu amanah mulia yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT, tetapi lebih banyak dipergunakan dan diperalatkan untuk kepentingan diri, keluarga dan kelompok masing-masing. Adalah sesuatu yang malang dan nestapa, akibat dari kegairahan ingin berkuasa dan berekedudukan ini, justru yang menjadi mangsa dan korbannya adalah rakyat kecil yang tidak mengerti apaapa dan perlu pertolongan dari pemimpinnya.
Sebahagian di antara mereka, ada yang cari makan pagi untuk dimakan pagi, dan cari makan petang untuk dimakan petang. Mereka tidak tahu dan atau tidak peduli dengan kekuasaan, jabatan dan kedudukan. Yang mereka tahu ialah mencari rezeki bagi meneruskan kehidupan.
Sungguh malang nian nasib bangsa ini, sebagian di antara pemimpinnya, ada yang hidup dalam kemewahan, tanpa mau merenung nasib rakyat jelata.
Bandingkan dengan sikap
Khalifah Umar Bin Abdul Aziz, selepas dilantik menjadi khalifah, menyadari dengan sepenuh hati, jiwa dan raga, bahwa masih banyak rakyat yang miskin, menderita, sengsara, terlunta-lunta, dan hidup di bawah garis kemiskinan. Penerapan Zakat Umar Bin Abdul Aziz, memiliki konsep yang jelas untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh rakyatnya, khususnya dalam hal pengentasan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
Umar menerapkan konsep zakat secara tepat dan cermat. Rakyatnya yang kaya dan juga para pegawai pemerintahan, bergegas membayar zakat dan sedekah kepada fakir miskin.
Hasilnya, hanya dalam rentang waktu dua setengah tahun atau tiga puluh bulan masa kepemimpinannya, seseorang yang kaya raya, merasa kesulitan mendapatkan orang yang berhak menerima zakat (mustahiq), sebab fakir miskin yang selama ini berhak menerima zakat, kini telah berubah menjadi orang yang berkewajiban membayar zakat (muzakki). Hampir semua rakyatnya, hidup dalam kesejahteraan.
Kita harus ingat, bahwa kekuasaan, jabatan, dan kedudukan tidaklah kekal abadi, tetapi sebaliknya, ia adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.
Kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz
Akhlak pemimpin seorang Khalifah Umar bin Abdul Aziz, sungguh jauh dari gaya perlente, berpakaian mahal, kendaraan mewah, apalagi makanan yang lezat. Seharusnya pejabat di negeri ini meneladani kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz.
Tatkala Khalifah demi khalifah datang pergi silih berganti, disebut-sebutlah nama Umar bin Abdul Azir untuk menjadi penggantinya. Lalu apa kata Umar ketika namanya digadang-gadang menjadi calon khalifah yang baru. “Jangan sebut-sebut nama saya, katakan bahwa saya tidak menyukainya. Dan jika tidak ada yang menyebut namanya, maka katakan, jangan mengingatkan nama saya,” ujar Umar bin Abdul Aziz.
Suatu ketika dibuatlah rekayasa, berupa surat wasiat, seolah-olah khalifah sebelumnya menetapkan Umar sebagai penggantinya. Begitu diumumkan di depan publik, seluruh hadirin pun serentak menyatakan persetujuannya. Tapi tidak dengan Umar. Ia justru terkejut, seperti mendengar petir di siang bolong. Bukan hanya terkejut, Umar bin Abdul Aziz bahkan mengucapkan: Inna lillahi wa Inna ilaihi raji’uun, dan bukannya Alhamdulillah seperti kebanyakan para pejabat di negeri ini. Bagi Umar, tahta yang disodorkan adalah musibah, bukan kenikmatan.
Sosok Umar bin Abdul Aziz bukanlah tipe manusia yang berambisi untuk menjadi pemimpin, apalagi mengejarnya. “Demi Allah, ini sama sekali bukanlah atas permintaanku, baik secara rahasia ataupun terang-terangan,” ujar Umar.
Di atas mimbar Umar berkata: “Wahai manusia, sesungguhnya aku telah dibebani dengan pekerjaan ini tanpa meminta pendapatku lebih dulu, dan bukan pula atas permintaanku sendiri, juga tidak pula atas musyawarah kaum muslimin. Dan sesungguhnya aku ini membebaskan saudarasaudara sekalian dari baiat di atas pundak saudara-saudara, maka pilihlah siapa yang kamu sukai untuk dirimu sekalian dengan bebas!”
Ketika semua hadirin telah memilihnya dan melantiknya sebagai Khalifah, Umar berpidato dengan ucapan yang menggugah. “Taatlah kamu kepadaku selama aku ta’at kepada Allah. Jika aku durhaka kepada Allah, maka tak ada keharusan bagimu untuk taat kepadaku.”
Jika kebanyakan pejabat berpesta ria saat kenaikan pangkat dan meraih kekuasaan, Umar bin Abdul Aziz malah berpesta air mata, ia takut pertanggungjawabanya di hadapan Allah pada hari kiamat kelak tak mampu dipikulnya.
Dan jika kebanyakan pejabat bermegah-megahan saat mendapat kedudukan, Umar justru hidup dalam kesederhanaan, bahkan amat sederhana, dan minim sekali. Zuhud dan wara sudah menjadi pribadi Umar sebelum ia menjadi Khalifah. Ketika ia disodori kendaraan “dinas” yang supermewah berupa beberapa ekor kuda tunggangan, lengkap dengan kusirnya, Umar menolak, dan malah menjual semua kendaraan itu, lalu uang hasil penjualannya diserahkan ke Baitul Mal. Termasuk semua tenda, permadani dan tempat alas kaki yang biasanya disediakan untuk khalifah yang baru.
Kesederhaan Umar dibuktikan ketika ia melepas pakaiannya yang mahal dan menggantinya dengan pakaian kasar – hanya delapan dirham. Semua pakaian, minyak wangi, juga tanah perkebunan yang diwarisinya, juga dijual, lagi-lagi uangnya diserahkan ke Baitul Mal.
Istri pejabat umumnya memanfaatkan kedudukan suaminya untuk hidup mewah, tapi Umar justru menawarkan pilihan, antara hidup bersama dirinya dengan melepas semua harta perhiasan yang dikenakan, termasuk permata, mutiara, perabotan rumah tangga yang mahal harganya, atau berpisah. Akhinya, sang istri memilih hidup bersahaja bersama suaminya yang bertahtakan khilafah.
Itulah akhlak pemimpin seorang Umar bin Abdul Aziz, jauh dari gaya perlente, berpakaian mahal, kendaraan mewah, apalagi makanan yang lezat. Seharusnya pejabat di negeri ini meneladani kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz.

Thursday, November 9, 2017

Presiden RI Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada TGKH. Zainuddin Abdul Majid


Presiden RI Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada empat tokoh Indonesia, Kamis (09/11/2017). Salah satunya, Tuan Guru Kiai Haji Zainuddin Abdul Madjid yang merupakan pendiri Organisasi Islam Nahdlatul Wathan.
sumber : berita satu tv

Ribuan Seniman Meriahkan Pesona Budaya Lombok - Sumbawa 2017

Ribuan seniman lokal Pulau Lombok dan Sumbawa menggelar karnaval budaya dan ragam tradisi khas bertajuk Pesona Budaya Lombok-Sumbawa 2017. Acara diawali dengan parade berkeliling jalan protokol sepanjang Kota Mataram dan berpusat di Lapangan Sangkareang, Mataram, Nusa Tenggata Barat.


Seperti ditayangkan Fokus Malam Indosiar, Minggu (20/8/2017), acara tahunan ini menampilkan ragam kesenian tradisional. Di antaranya seni musik serta aneka tarian tradisional
yang sudah jarang dipentaskan seperti gendang belek dan seni sekaha kecimol.
Dalam acara ini, turut dihadirkan ragam budaya lokal yang telah berusia ratusan tahun. Seperti budaya meminang adat suku Sasak, budaya tumbuk lesung, hingga tari batek baris yang mengisahkan keluguan para warga lokal menjadi serdadu tentara Jepang saat itu.

Pesona Budaya Lombok -Sumbawa 2017 akan digelar selama sebulan penuh bertempat di 18 titik lokasi yang tersebar di Pulau Lombok dan Sumbawa. Acara ini bertujuan mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke NTB yang ditargetkan mencapai 3.5 juta jiwa pada tahun ini.

Tuesday, November 7, 2017

TRADISI REBO BONTONG DESA PRINGGA BAYA LOTIM

Upacara ini disebut dengan istilah Rebo Bontong karena puncak pelaksanaannya dilaksanakan pada hari Rabu terahir di bulan Syafar. Upacara ini dilaksanakan setiap tahun, tepatnya pada minggu terahir bulan Syafar. Sebelum dilaksanakannya acar puncak Rebo Bontong. Tujuan dilaksanakkanya upacara ini adalah agar semua masyarakat yang tinggal di wilayah Desa Pringgabaya pada khususnya dan masyarakat Kecamatan Pringgabaya pada umumnya terhindar dari segala bentuk musibah dan wabah penyakit serta bencana, baik bencana banjir, bencana kekeringan, gagal panen, terhindar dari gangguan makhluk halus dan manusia yang berperilaku tidak baik. Memasuki bulan Syafar, masyarakat Desa Pringgabaya mulai bersiap-siap untuk melaksanakan upacara Adat Rebo Bontong atau ada pula yang mengatakan Rabu Bontong. Dua minggu sebelum hari puncak pelaksanaan Rebo Bontong, Pemerintah Desa Pringgabaya bersama sesepuh adat dan tokoh masyarakat Pringgabaya mulai mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan upacara adat Rebo Bontong. Dua minggu sebelum hari puncak, di Pantai Ketapang dan Pantai Tanjung Menangis Pringgabaya dilaksanakan berbagai kegiatan, mulai dari lomba pacuan kuda, balap sampan, tarik tambang, lomba lari, lomba pacuan becaq dan berbagai perlombaan olahraga lainnya. Selain melaksanakan perlombaan, pada malam harinya panitia penyelenggara Rebo Bontong juga menyelenggarakan acara hiburan, seperti pementasan derama teater Cupak Gurantang, pagelaran wayang kulit, pementasan rudat, pembacaan takepan (wewacan), pentas gendang beleq, cilokaq, kecimolan, jangger, band dan aneka hiburan lainnya.
.Pada malam puncak pelaksanaan Rebo Bontong, tokoh adat dan tokoh masyarakat Pringgabaya berkumpul di Dusun Ketapang. Mereka bersama-sama mempersiapkan segala kelengkapan yang dbutuhkan untuk melaksanakan acara puncak Rebo Bontong yang akan dilaksanakan pagi harinya. Mereka bersama-sama menyiapkan sesajen, memasak dan mempersiapkan kepala kerbau yang akan dihanyutkan ke dalam lautan. Persiapan ini biasa dilaksanakan hingga jam satu dini hari. Pada hari puncak pelaksanaan Rebo Bontong sekitar pukul 08.30 satu paling lambat pukul 09.00 wita dilaksanakan ritual Tetulak Tamparan, yaitu ritual selamatan yang diselenggarakan di sekitar pesisir pantai Sesajen yang akan dilarutkan ke lautan itu berupa hidangan nasi dan kelengkapannya, buah, kemenyan dan bunga ramapi yang diarak menggunakan ancak saji (anyaman bambu) yang berukuran cukup besar dan menyerupai keranda mayat. Sedangkan kepala kerbau dibungkus dengan kain kapan (kain putih) dan dibawa oleh ketua adat yang didampingi oleh dua tokoh adat lainnya yang menempati barisan paling depan sebagai pemimpin jalannya upacara.

Monday, November 6, 2017

Mendebarkan! Rapat Pleno Penetapan, DPT dan Nomor Urut Calon Kades Suwangi



Suwangi Online - Desa Suwangi merupakan salah satu desa di Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur yang akan mengikuti kegiatan pemilihan Kades serentak pada tahun ini.


Setelah melalui berbagai proses dan tahapan, hari ini (06/11/2017) merupakan hari dilaksanakannya
Rapat Pleno penetapan calon, nomor urut calon, serta penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Acara tersebut dihadiri oleh Camat Sakra, Panwas Kecamatan, Kapolsek, Panitia Pilkades, BPD, Calon Kades, Kadus, Pantarlih, serta para pendukung masing-masing calon.
Adapun hasil keputusan dalam rapat pleno tersebut yakni telah ditetapkan bakal calon menjadi calon Kepala Desa Suwangi Periode 2018-2024. Kelima calon tersebut adalah : Lalu Surya Karyanto, Lalu Muhammad Haris, H. Abdullah,S.PdI, Rusdan, S.H dan Lalu Purawadi.
Kemudian dalam suasana yang sedikit membuat jantung berdebar, kelima calon pun mencabut lot untuk memperoleh nomor urut calon. Lalu Surya Karyanto nomor urut 01, Lalu Muhammad Haris nomor urut 02, H. Abdullah, SPdI nomor urut 03, Rusdan, SH nomor urut 04 dan Lalu Purawadi nomor urut 05

Sedangkan Daftar Pemilih Tetap juga telah di sepakati dan ditetapkan sebanyak 3.022 pemilih tetap.  Adapun rincian di masing-masing TPS yakni:

1. TPS 1 : 444  Pemilih
2. TPS 2 : 647  Pemilih
3. TPS 3 : 576  Pemilih
4. TPS 4 : 225  Pemilih
5. TPS 5 : 598  Pemilih
6. TPS 5 : 534  Pemilih

Acara yang berlangsung di Kantor Desa Suwangi  ini berjalan lancar. Beberapa peserta rapatpun juga berkesempatan meliput jalannya rapat pleno yang disiarkan  langsung melaui Live on Facebook.

Sunday, November 5, 2017

Dibalik Keberhasilan Desa Sakra Menjuarai Perpustakaan Dese Tingkat Nasional

Desa sakra kecamatan sakra lombok timur  (lotim) mampu mengharumkan nama ntb dikancah nasional. desa tersebut berhasil keluar sebagai juara satu lomba perpustakaan desa tingkat nasional yang digelar di jakarta beberapa  hari lalu.
Dalam lomba perpustakaan  desa tingkat nasional, Desa Sakra mampu memberikan yang terbaik bagi daerah ini. Perpustakaan desa ini dinyatakan pemenang  setelah berhasil menyisihkan ratusan desa  dari 33 provinsi.

Dibalik keberhasilan itu, tak lepas dari seorang pemimpin di desa tersebut. Dia adalah sang Kepala Desa (Kades) Anugrah Bayu Adi. Sadar dengan semua potensi yang dimiliki desanya, ia pun tak mau menyia-nyiakannya  begitu saja. Berawal dari sana, ia  mulai berpikir  bagaimana  memajukan desanya  dengan berbagai potensi yang dimiliki. Baik itu potensi SDM dan potensi-potensi lain yang belum digarap dengan maksimal.

Potensi tersebut dianggap akan memberikan dampak yang besar bagi masyarakat jika itu bisa dikelola dengan baik. Dia meyakini akan mampu membangun masyarakat yang cerdas dan sejahtera. Berawal dari itu, Bayu   mulai melakukan gebrakan. Salah satunya mendirikan perpustakaan desa (Perpusdes). ‘’ Dengan mengelola perpusdes ini, bisa menjadi wadah untuk mencerdaskan masyarakat desa.  Dengan perpusdes ini bisa dijadikan sebagai pusat kegiatan masyarakat  dalam berbagai bidang,” kata Anugrah Kamis lalu (18/8).
Gayung bersambut. Ide yang dilontarkan sang kades ini direspon perangkat desa setempat. Mereka langsung bergerak dan berdirilah perpusdes ini.  Keberadaan, perpusdes kini telah memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Sejak program itu dibuat, kini minat baca masyarakat setempat sangat tinggi. Disisi lain, desa juga menyediakan fasilitas penunjang lainnya, misalnya komputer dan jaringan informasi berbasis online. Itu bagian dari upaya untuk memberikan informasi yang lebih luas ke masyarakat.‘’ Potensi yang kita kelola ini berdampak dalam memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,” terangnya.

Lokasi perpusdes ini masih berada di komplek kantor desa. Pembangunannya dibiayai dari dana desa termasuk penyediaan buku-buku serta perangkat  komputer dan jaringan informasi berbasis online. Awalnya pengunjung tidak banyak. Namun dari ke hari, warga yang memanfaatkan perpusdes ini semakin banyak.  Warga tidak hanya memanfaatkan untuk mendapatkan pengetahuan. Melalui jaringan informasi berbasis online juga warga bisa memasarkan produk-produk yang dihasilkan juga seperti hasil kerajinan.

Selain mendirikan perpusdes, pemdes setempat membentuk komunitas untuk membuat produk olahan dan hasil kerajinan lainnya dengan melibatkan  ibu rumah tangga.  Selain membuka lapangan pekerjaan, juga mendatangkan pendapatan yang mampu menopang perekonomian keluarga. Hasil produk olahan ini lalu dipasarkan melalui internet  memanfaatkan  jaringan informasi berbasis online  yang ada di perpusdes Sakra.

Dengan terpilihnya Sakra sebagai juara di tingkat nasional, dia mengaku sangat bangga. Apalagi prestasi itu mampu mengharumkan nama NTB dan Lotim. Prestasi yang didapatkan desanya merupakan suatu yang sangat luar biasa. ‘’ Ini sejarah dan menjadi kebanggan tersendiri,” pungkasnya.Gayung bersambut. Ide yang dilontarkan sang kades ini direspon perangkat desa setempat. Mereka langsung bergerak dan berdirilah perpusdes ini.  Keberadaan, perpusdes kini telah memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Sejak program itu dibuat, kini minat baca masyarakat setempat sangat tinggi. Disisi lain, desa juga menyediakan fasilitas penunjang lainnya, misalnya komputer dan jaringan informasi berbasis online. Itu bagian dari upaya untuk memberikan informasi yang lebih luas ke masyarakat.‘’ Potensi yang kita kelola ini berdampak dalam memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,” terangnya.

Lokasi perpusdes ini masih berada di komplek kantor desa. Pembangunannya dibiayai dari dana desa termasuk penyediaan buku-buku serta perangkat  komputer dan jaringan informasi berbasis online. Awalnya pengunjung tidak banyak. Namun dari ke hari, warga yang memanfaatkan perpusdes ini semakin banyak.  Warga tidak hanya memanfaatkan untuk mendapatkan pengetahuan. Melalui jaringan informasi berbasis online juga warga bisa memasarkan produk-produk yang dihasilkan juga seperti hasil kerajinan.

Selain mendirikan perpusdes, pemdes setempat membentuk komunitas untuk membuat produk olahan dan hasil kerajinan lainnya dengan melibatkan  ibu rumah tangga.  Selain membuka lapangan pekerjaan, juga mendatangkan pendapatan yang mampu menopang perekonomian keluarga. Hasil produk olahan ini lalu dipasarkan melalui internet  memanfaatkan  jaringan informasi berbasis online  yang ada di perpusdes Sakra.

Dengan terpilihnya Sakra sebagai juara di tingkat nasional, dia mengaku sangat bangga. Apalagi prestasi itu mampu mengharumkan nama NTB dan Lotim. Prestasi yang didapatkan desanya merupakan suatu yang sangat luar biasa. ‘’ Ini sejarah dan menjadi kebanggan tersendiri,” pungkasnya.

Saturday, November 4, 2017

Desa Terkaya di Dunia dan Kisah Luar Biasa Pemimpinya.


Semoga saja dengan tulisan terkait dengan Desa Terkaya  dan Kisah Luar Biasa Pemimpinya ini mampu memberikan inspirasi untuk para pembaca semuanya.
Buat para caleg-caleg yang ngakunya berpedoman pada Agama Islam, dulu saat saya kasih saran supaya kalian meneladani para sahabat Nabi yang memegang prinsip,

Jika rakyat lapar, biarlah saya yang menjadi orang pertama merasakan lapar. Dan jika rakyat makmur dan sejahtera, biarlah saya menjadi orang terakhir merasakanya”,

Membaca saran saya tersebut kalian bilang para caleg dan wakil rakyat di Indonesia tidak mungkin bisa seperti mereka karena sekarang jamanya sudah berbeda.

Tapi perlu anda ketahui, saya masih bisa menemukan orang yang ternyata bukan seorang muslim tapi dalam memimpin justru bisa memegang prinsip seperti sahabat nabi.

Dialah Wu Renbao seorang pemimpin desa yang mengantarkan kemakmuran warga desanya hingga desanya meraih gelar sebagai DESA TERKAYA di DUNIA.

Rahasia kesuksesanya karena dia memegang prinsip kepemimpinan seperti sahabat nabi yaitu memegang prinsip  “Kebahagiaan dinikmati Warga Desa, Kesulitan dipikul pejabat”.

Jika anda sudah membawa-bawa nama AGAMA ISLAM sebagai pedoman partai anda, berperilakulah sebagaimana ajaran Islam yang sesungguhnya. Saran dan masukan saya ketika anda terpilih, JANGAN BIKIN MALU AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU DAN KINERJA ANDA YANG MENJIJIKAN dan memalukan.

Melalui tulisan ini saya ingin berbagi tulisan yang menceritakan tentang kisah sukses sebuah desa yang dahulunya miskin dan terpencil hingga akhirnya sekarang ini bisa menjadi Desa terkaya di Dunia.

Saya juga berpesan melalui tulisan ini semoga saja pemimpin-pemimpin dari mulai Kepala Desa, Camat, Bupati, dan Presiden termasuk para calon wakil rakyat dan para menteri juga pejabat penentu kebijakan serta kepada setiap individu dari para pembaca untuk bisa terinspirasi dari cerita ini.

Jika anda sudah bisa mendapatkan inspirasi dari tulisan ini mohon kiranya juga berkenan untuk membagikan tulisan ini kepada teman, group komunitas dan lainya karena ini memang sangat penting untuk bisa merubah Desa-desa di negara kita juga supaya bisa lebih maju sebagaimana Kisah dari Desa Terkaya di Dunia ini.

Membayangkan tinggal di sebuah desa yang sangat kaya raya pastinya menjadi impian setiap orang. Hal itu juga yang mungkin dirasakan oleh Penduduk Desa Hua Xi di China karena Desa tersebut merupakan Desa Terkaya di Dunia.

Namun yang harus DICATAT dan di INGAT bahwa pencapaian desa Hua Xi bisa menjadi Desa Terkaya di Dunia bukan tanpa perjuangan dan proses yang panjang.

Dikutip dari indonesiamedia.com (24/4/12), Diberitakan bahwa Desa Hua Xi, yang terletak di propinsi Jiang Shu, di tahun 1961 merupakan satu desa kecil, hanya 380 keluarga, 1520 orang, dan sangat terbelakang.

setiap keluarga tidak hanya mempunyai rumah berbentuk vila 400 — 600 mΓ‚², tapi juga ada mobil sedan bahkan ada yang sampai 3. | Foto: bp.blogspot.com
Perlahan namun pasti desa ini perlahan bangkit dan terus berjuang membangun desanya. Dibawah pimpinan sekretaris Partai, Wu Renbao akhirnya sekarang menjadi satu desa termaju diseluruh Tiongkok, dengan penduduk lebih dari 30 ribu dan areal lebih dari 30 Km. Berhasil menggabungkan 16 desa disekitarnya, setiap keluarga tidak hanya mempunyai rumah berbentuk vila 400 — 600 mΓ‚², tapi juga ada mobil sedan bahkan ada yang sampai 3.
Di tahun 2005 Desa Hua Xi berhasil mencapai penjualan produksi senilai lebih 30 milyar Yuan. Mereka membangun Pagoda, tugu-emas, danau, taman-internasional dan taman Petani, bahkan membangun proyek tamasya dengan 80 pemandangan alam yang indah. Selama ini telah melayani tamu-tamu dari lebih 120 negara dan daerah. Setiap tahunnya bisa menerima 1 juta orang yang ingin melihat keberhasilan desa Hua Xi.

Bagaimana proses perkembangan desa Hua Xi bisa begitu hebat sehingga mendapatkan julukan “Desa No. 1 didunia”?

Disamping itu, berturut-turut Desa Hua Xi juga mendapatkan julukan “Basis Organisasi Partai termaju”, “Model Dewan Petani Tiongkok”, “Kesatuan Maju Pekerjaan Ideologi-Politik Berkebudayaan”, “Model Tipikal Kebudayaan Tiongkok”, “Kesatuan Maju Pekerjaan Ideologi-Politik Usaha Industri Pedesaan Tiongok”, “Industi Termaju Dari Perindutrian Pedesaan Tiongkok”, “Taman Industri Dari Teknologi Perindustrian Pedesaan Tiongkok”, … dsb.

Benar-benar tidak salah Desa Hua Xi mendapatkan kehormatan sebagai “Desa No.1 Didunia” dari berbagai kalangan masyarakat Dalam dan luar negeri!

Dari beberapa tulisan yang bisa saya ikuti, patut diperhatikan cara memimpin Wu Renbao, sekretaris Partai di desa Hua Xi ini, sekalipun kelahiran petani biasa dan tidak berpendidikan tinggi.
Semboyan yang dia ajukan: “Kebahagiaan dinikmati Warga Desa, Kesulitan dipikul pejabat”. Dan, prinsip yang dijalankan didesa Hua Xi, “maju dan makmur bersama”.

Bukan sebagaimana prinsip Dengan, “memperkenankan sementara orang kaya lebih dahulu”.

Begitulah Pak Wu ini membawa penduduk desa Hua Xi maju makmur sampai sekarang ini. Seorang pengunjung dari Amerika menyatakan, Pak Wu seperti Lee Kuan Yao di Singapore.

Perkembangan pesat baru terjadi setelah awal tahun 80, pada saat politik “Membubarkan Komune Rakyat” mulai dijalankan dengan memperkenankan setiap Desa berinisiatif melancarkan usaha sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing dan kebutuhan pasar.

Jadi, setelah didesa-desa diperkenankan menggunakan tanahnya untuk berproduksi yang dikehendaki sesusai kebutuhan pasar. Jadi, setelah Pemerintah pusat menerima keunggulan ekonomi-pasar dari system kapitalis. Tidak lagi sepenuhnya menjalankan segalanya harus direncana oleh Pemerintah pusat, sedang daerah, desa-desa bertanam atau berproduksi sesuai pembagian tugas yang ditentukan Pemerintah Pusat.

Salah satu kesalahan prinsip system sosialisme yang segalanya diatur/dikendalikan secara sentral, dan mudah terjerumus kekesalahan manusia yang subjective atau hanyut oleh kepentingan pribadi.

Lebih lanjut, desa Hua Xi setelah berhasil meningkatkan produksi pertanian dengan mekanisasi, mereka benar-benar mengembangkan usaha industry di desanya, membangun pabrik baja dan pipa-baja.

Usaha menjadi lebih besar setelah Wu Renbao menggabungkan beberapa desa disekitarnya, menambah jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk industry. Sehingga hasil produksi baja setahunnya mencapai 2,2 juta ton, sedang pipa-pipa berbagai jenis untuk sepeda, sepeda-motor dan perabot rumah-tangga, hampir 300 ribu ton/tahun.

Dari hasil produksi desa Hua Xi sudah ada yang eksport ke AS, Canada, Eropa, Australia dan bebrapa Negara Asia-tenggara.

Desa Hua Xi telah menjadi kaya tidak berarti apa-apa seandainya seluruh Tiongkok tidak menjadi kaya. Itulah sebab, di tahun 2001, Desa Hua Xi memperluas wilayah dengan menggabungkan 16 desa disekitar menjadi satu pengurusan Desa Hua Xi untuk maju bersama.

Demikianlah sekarang ini desa Hua Xi menjadi besar dan lebih makmur lagi dengan bertambahnya tenaga kerja. Lengkap dengan produksi bahan pangan, buah-buahan, pohon, peternakan dan perikanan.

Di tahun 2010, mereka menyambut peringatan 50 tahun pembangunan desa Hua Xi, dengan hasil produksi senilai 50 Milyar untuk kebahagiaan dengan memperkaya 50 ribu orang. Mewujutkan perkembangan yang serasi antara ekonomi, penduduk, sumber-alam dan lingkungan, lebih lanjut mempertahankan “Desa Terkaya Didunia” dengan meningkatkan kebudayaan, keserasian dan harmonis.

Penduduk desa Hua Xi menyatakan, keberhasilan desa Hua Xi menjadi begitu makmur, tidak terlepas dari kepemimpinan Wu Renbao. Itulah sebab mereka tidak hendak pimpinan diganti orang lain, sejak tahun 1961, desa Hua Xi dipimpin oleh Wu Renbao. Dan karena pak Wu sudah lanjut usia, beberapa tahun yang lalu Wu Renbao bersikeras mengundurkan diri.

Setelah pengunduran dirinya kemudian yang diangkat sebagai penggantinya adalah putra ke-4nya. Menunjukkan kesadaran petani masih feodal, menganggap keberhasilan membawa kehidupan makmur, terutama ditentukan oleh seorang pemimpin, pribadi orangnya. Bukan bersandar pada sistemnya.

Bagaimana Wu Renbao mengatur pembagian hasil-kerja di Desa Hua Xi? Prinsip “mendapatkan sesuai dengan hasil kerja”, “kerja makin keras mendapatkan makin banyak” berusaha dipegang dan dilaksanakan. Keuntungan 20% untuk Grop Hua Xi yang melancarkan usaha, 80% digunakan untuk usaha; Dari 80% yang digunakan untuk Usaha itu, 10% untuk bonus pemborong; 30% untuk bonus manager dan teknisi; 30% untuk bonus pegawai/buruh; 30% akumulasi modal untuk mengembangkan usaha.

Mereka mengeluarkan semboyan: “Pembagian lebih sedikit, akumulasi modal lebih besar, mencatatkan saham lebih besar”. Pelaksanaannya? Bonus yang seharusnya jatuh ketangan pribadi pemborong, buruh/pegawai, kenyataan hanya 20% yang diuangkan dan diterima orang bersangkutan, selebihnya 80% dicatatkan sebagai pembelian saham perusahaan Hua Xi Grops. Jadi sekarang ini saham perusahaan Hua Xi Grop telah lebih 70% menjadi hak-milik kolektif dan kurang dari 30% saham milik Komune Hua Xi semula.

Bagaimana pula dengan kehidupan Petani/Buruh didesa Hua Xi? Praktis mereka tidak ada hari libur, Sabtu dan Minggu tetap bekerja. Setahun hanya 2 hari libur Tahun Baru Imlek. Jadi mereka, penduduk yang datang dari luar harus lebih dahulu ajukan permohonan pada Kepala Barisan Produksi untuk pulang kampung.

Sedang bagi orang yang hendak keluarkan uang simpanan yang dalam bentuk saham itu, juga harus lebih dahulu mengajukan permohonan pada Dewan Desa. Dengan demikian, setiap penduduk desa Hua Xi, sudah ada uang simpanan setidaknya 1 juta Yan. Pembangunan perumahan bentuk vila dan pembelian mobil sedan yang dibagikan pada setiap penduduk desa itu diambil dari simpanan saham yang terkumpulkan.

sumber : Personal blog

Membangun Desa Dengan Kekuatan Cinta πŸ’“πŸ’“πŸ’“


Sebuah cerita menarik hadir dari sebuah desa di kecamatan Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat. Pasalnya, Sang Kepala Desa tidak pernah mengambil gajinya. “Semua diserahkan untuk membangun desa,” ujar beliau.

Saya pribadi sempat mengobrol-ngobrol dengan beliau beberapa waktu lalu. Karena dia memergoki saya mencatat kisah yang disampaikannya, dia lalu meminta saya untuk tidak mempublikasikannya.

Saya waktu itu tidak menyetujui maupun menolak. Hanya berhenti mencatat di smartphone dan mengingat apa yang beliau sampaikan. Namun, karena saya berkesimpulan bahwa cerita ini menarik dan inspiratif, akhirnya saya mempublikasikannya tanpa menyebut nama beliau dan desanya.

Kembali ke Sang Kepala Desa. Ketika menjabat Kepala Desa, pengusaha genting ini pun lalu meminta izin kepada istrinya untuk tidak membiayai keluarganya dari gajinya sebagai kepala desa. “Istri saya juga punya penghasilan, dan dialah yang membiayai keluarga, termasuk sekolah anak saya,” lanjutnya.

Sejak terpilih dan mulai menjabat sebagai kepala desa, beliau memang berniat untuk membangun balai desa sebagai “Rumah Orangtua”. “Di rumah orang tua kita bisa meminta uang sesuka kita pada orang tua,” paparnya. Untuk itu, di balai desa pun masyarakatnya bisa meminta bantuan kepadanya.

Malah, pernah suatu ketika, semua orang yang meminta bantuan ke balai desa merasa tidak mampu membayar listrik. Akhirnya dirinyalah yang membayarkan listrik warganya tersebut. Pada saat itu, uang istrinya pun habis sehingga tidak cukup untuk membayar listrik dan membelikan susu untuk anaknya. Alhasil, listrik di rumahnya pun dipadamkan oleh PLN karena dirinya pun belum membayar listrik.

Meskipun begitu, alumni sebuah SMA di Bandung ini tidak merasa menyesal dengan kejadian seperti itu. “Itu semua ujian dari Yang Maha Kuasa,” paparnya. Bahkan, Sang Kepala Desa merasa bahwa Tuhan membalasnya dengan lebih indah.

Balasannya hadir ketika tanah di sebelah rumahnya akan dijual oleh tetangganya. Kemudian, seorang kawan kebetulan melihatnya dan tertarik dengan tanah tersebut. Sang Kepala Desa pun menjadi juru hubung jual-beli antara penjual dan kawannya.

Harga pun disepakati. Kawannya lalu memberikan cek kepada Sang Kepala Desa untuk selanjutnya dibayarkan kepada sang penjual. Namun, ketika beliau bermaksud meminjam KTP sang kawan untuk mengurus surat-surat tanah, sang kawan pun bertutur, “Buat apa KTP saya? Tanah ini punya kamu. Saya yang membelikannya untuk kamu. Jadi, pakai KTP kamu untuk membuat surat-surat tanahnya.”

Padahal, menurut Sang Kepala Desa, bila dirinya berniat korupsi dari dana desa, nilainya sama dengan harga tanah yang diberikan oleh kawannya tersebut.

Pria kelahiran Jatiwangi ini pun kemudian berkisah tentang Ali bin Abi Thalib yang hendak buang air besar di tengah perjalanannya. Ali pun menitipkan untanya ke seorang anak muda kemudian bergegas mencari tempat untuk mengeluarkan hajat.

Usai menuntaskan buang hajatnya, Ali kembali ke untanya. Namun, sang unta dan anak tadi telah hilang.

Ali akhirnya melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki. Ketika tiba di sebuah pasar, Ali melihat untanya berada di tempat penjualan hewan. Kemudian dia bertanya kepada si penjual tentang sumber untanya serta harganya. “Saya dapat dari seorang anak muda seharga 10 dinar,” jawab sang pedagang.

Ali pun tersenyum. Melihat gelagat sepupu nabi tersebut, sang pedagang pun bertanya ihwal penyebab senyumnya itu. “Andai anak muda itu bersabar, saya sudah berniat akan memberinya uang 10 dinar dan dia akan mendapatkan uangnya dengan halal. Ternyata, dia lebih memilih mendapatkan uang dengan cara yang tidak halal dengan mencuri untaku dan menjualnya,” tutur Sang Kepala Desa menirukan jawaban Ali.

Dari kisah tersebut, Sang Kepala Desa berkesimpulan bahwa kita seringkali tidak pernah bersabar untuk mendapatkan harta yang banyak. Padahal, lanjut Sang Kepala Desa, Tuhan sudah mengatur rezeki kita. “Kita hanya perlu bekerja keras. Urusan rezeki, biarlah Tuhan yang mengaturnya,” tandasnya.

Di level yang lebih dasar, Sang Kepala Desa menyebutkan Cinta sebagai pangkal dari segala tindakannya. Dengan mencintai pekerjaan dan masyarakatnya, beliau rela berbuat apa saja agar masyarakatnya sejahtera. “Contohnya ketika kita mencintai seorang wanita. Tentunya kita akan melakukan apa pun agar wanita yang kita cintai itu bahagia,” analoginya.

Prinsip ini juga ternyata dipegang oleh para staf Sang Kepala Desa. Mereka tanpa pamrih bekerja untuk desa dan mengorbankan segala yang dimilikinya untuk masyarakat.

Sang Kepala Desa mencontohkan dengan salah satu stafnya yang menyemai 5 ribu bibit pohon yang didanai oleh kantong pribadinya. Tidak hanya disemai, sang staf juga menjaganya agar siap tanam. “Semuanya itu dia (sang staf) lakukan sendiri,” tandas Sang Kepala Desa.

Dalam hal ini, Sang Kepala Desa dan stafnya percaya bahwa mereka tidak akan miskin karena bersedekah. Buktinya, mereka masih bisa hidup meskipun seluruh gajinya mereka gunakan untuk membiayai program desa. “Ajaib, nggak akan ada orang yang melarat karena sedekah. Itu mah hukum Allah,” simpul Sang Kepala Desa menutup perbincangan.

Wednesday, November 1, 2017

Sahabat Sejati Bagai Pensil & Penghapus

Pensil : kenapa kama mau menghapus kesalahan ku terus padahal kamu tau jika kamu terus melakuka.a tubuhmu akan menyusut dan habis.!!?
Penghapus : aku tau ,inilah arti sahabat ,aku akan terus menghapus semua kesalahan mu ,meski aku tau aku akan menyusut dan habis ^_^




KESIMPULAN.
sudahkah kamu menjadi seperti penghapus yg slalu ada dan slalu bersedia menghapus semua kesalahan sahabat mu .dan jika kamu memilih menjadi pensil ,maka jangan terus menerus membuat kesalahan agar kamu tidak kehilangan seorang sahabat :D

Wanita Bisu, Tuli, Buta dan Lumpuh

Wanita Bisu, Tuli, Buta dan Lumpuh

Inspirasi-Seorang lelaki yang saleh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat sebuah apel jatuh ke luar pagar sebuah kebun buah-buahan. Melihat apel yang merah ranum itu tergeletak di tanah terbitlah air liur Tsabit, terlebih-lebih di hari yang sangat panas dan di tengah rasa lapar dan haus yang mendera. Maka tanpa berpikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang terlihat sangat lezat itu. Akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahwa buah apel itu bukan miliknya dan dia belum mendapat ijin pemiliknya.

Maka ia segera pergi ke dalam kebun buah-buahan itu dengan maksud hendak menemui pemiliknya agar menghalalkan buah apel yang telah terlanjur dimakannya. Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki. Maka langsung saja ia berkata, "Aku sudah memakan setengah dari buah apel ini. Aku berharap Anda menghalalkannya". Orang itu menjawab, "Aku bukan pemilik kebun ini. Aku hanya khadamnya yang ditugaskan merawat dan mengurusi kebunnya".

Dengan nada menyesal Tsabit bertanya lagi, "Dimana rumah pemiliknya? Aku akan menemuinya dan minta agar dihalalkan apel yang telah kumakan ini." Pengurus kebun itu memberitahukan, "Apabila engkau ingin pergi kesana maka engkau harus menempuh perjalanan sehari semalam".

Tsabit bin Ibrahim bertekad akan pergi menemui si pemilik kebun itu. Katanya kepada orangtua itu, "Tidak mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku karena tanpa seijin pemiliknya. Bukankah Rasulullah Saw sudah memperingatkan kita lewat sabdanya : "Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api neraka."

Tsabit pergi juga ke rumah pemilik kebun itu, dan setiba disana dia langsung mengetuk pintu. Setelah si pemilik rumah membukakan pintu, Tsabit langsung memberi salam dengan sopan, seraya berkata, "Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur makan setengah dari buah apel tuan yang jatuh ke luar kebun tuan. Karena itu sudikah tuan menghalalkan apa yang sudah kumakan itu ?" Lelaki tua yang ada di hadapan Tsabit mengamatinya dengan cermat. Lalu dia berkata tiba-tiba, "Tidak, aku tidak bisa menghalalkannya kecuali dengan satu syarat." Tsabit merasa khawatir dengan syarat itu karena takut ia tidak bisa memenuhinya. Maka segera ia bertanya, "Apa syarat itu tuan?" Orang itu menjawab, "Engkau harus mengawini putriku !"

Tsabit bin Ibrahim tidak memahami apa maksud dan tujuan lelaki itu, maka dia berkata, "Apakah karena hanya aku makan setengah buah apelmu yang jatuh ke luar dari kebunmu, aku harus mengawini putrimu ?" Tetapi pemilik kebun itu tidak menggubris pertanyaan Tsabit. Ia malah menambahkan, katanya, "Sebelum pernikahan dimulai engkau harus tahu dulu kekurangan-kekurangan putriku itu. Dia seorang yang buta, bisu, dan tuli. Lebih dari itu ia juga seorang gadis yang lumpuh !"

Tsabit amat terkejut dengan keterangan si pemilik kebun. Dia berpikir dalam hatinya, apakah perempuan semacam itu patut dia persunting sebagai isteri gara-gara ia memakan setengah buah apel yang tidak dihalalkan kepadanya? Kemudian pemilik kebun itu menyatakan lagi, "Selain syarat itu aku tidak bisa menghalalkan apa yang telah kau makan !"

Namun Tsabit kemudian menjawab dengan mantap, "Aku akan menerima pinangannya dan perkawinannya. Aku telah bertekad akan mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul 'Alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak-hakku kepadanya karena aku amat berharap Allah selalu meridhaiku dan mudah-mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Ta'ala". Maka pernikahanpun dilaksanakan. Pemilik kebun itu menghadirkan dua saksi yang akan menyaksikan akad nikah mereka. Sesudah perkawinan usai, Tsabit dipersilahkan masuk menemui istrinya. Sewaktu Tsabit hendak masuk kamar pengantin, dia berpikir akan tetap mengucapkan salam walaupun istrinya tuli dan bisu, karena bukankah malaikat Allah yang berkeliaran dalam rumahnya tentu tidak tuli dan bisu juga. Maka iapun mengucapkan salam, "Assalamu'alaikum…."

Tak dinyana sama sekali wanita yang ada dihadapannya dan kini resmi menjadi istrinya itu menjawab salamnya dengan baik. Ketika Tsabit masuk hendak menghampiri wanita itu, dia mengulurkan tangan untuk menyambut tangannya. Sekali lagi Tsabit terkejut karena wanita yang kini menjadi istrinya itu menyambut uluran tangannya.

Tsabit sempat terhentak menyaksikan kenyataan ini. "Kata ayahnya dia wanita tuli dan bisu tetapi ternyata dia menyambut salamnya dengan baik. Jika demikian berarti wanita yang ada di hadapanku ini dapat mendengar dan tidak bisu. Ayahnya juga mengatakan bahwa dia buta dan lumpuh tetapi ternyata dia menyambut kedatanganku dengan ramah dan mengulurkan tangan dengan mesra pula", kata Tsabit dalam hatinya. Tsabit berpikir mengapa ayahnya menyampaikan berita-berita yang bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya ?

Setelah Tsabit duduk disamping istrinya, dia bertanya, "Ayahmu mengatakan kepadaku bahwa engkau buta. Mengapa ?" Wanita itu kemudian berkata, "Ayahku benar, karena aku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah". Tsabit bertanya lagi, "Ayahmu juga mengatakan bahwa engkau tuli. Mengapa?" Wanita itu menjawab, "Ayahku benar, karena aku tidak pernah mau mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat ridha Allah. Ayahku juga mengatakan kepadamu bahwa aku bisu dan lumpuh, bukan?" tanya wanita itu kepada Tsabit yang kini sah menjadi suaminya. Tsabit mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan istrinya. Selanjutnya wanita itu berkata, "aku dikatakan bisu karena dalam banyak hal aku hanya mengunakan lidahku untuk menyebut asma Allah Ta'ala saja. Aku juga dikatakan lumpuh karena kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang bisa menimbulkan kegusaran Allah Ta'ala".

Tsabit amat bahagia mendapatkan istri yang ternyata amat saleh dan wanita yang akan memelihara dirinya dan melindungi hak-haknya sebagai suami dengan baik. Dengan bangga ia berkata tentang istrinya, "Ketika kulihat wajahnya……Subhanallah, dia bagaikan bulan purnama di malam yang gelap".

Tsabit dan istrinya yang salihah dan cantik rupawan itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak lama kemudian mereka dikaruniai seorang putra yang ilmunya memancarkan hikmah ke penjuru dunia. Itulah Al Imam Abu Hanifah An Nu'man bin Tsabit.